Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat JK Gantikan Peran Jokowi yang Tak Bisa Pulang ke Istana...

Kompas.com - 05/11/2016, 06:00 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menggantikan peran Presiden Joko Widodo untuk menerima perwakilan demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa di sekitar Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/11/2016) siang.

JK turun tangan karena Jokowi yang diinginkan demonstran tidak berada di Istana selama aksi unjuk rasa berlangsung sejak Jumat siang hingga sore hari.

Menjelang waktu shalat Jumat, Jokowi justru meninggalkan Istana. Menggunakan mobil RI 1 dengan pengawalan Paspampres, Kepala Negara keluar lewat gerbang belakang yang menembus Jalan Veteran III.

Saat itu, gerbang utama Istana yang menembus Jalan Merdeka Utara memang sudah dipadati pendemo. Mereka menuntut proses hukum terhadap calon gubernur petahana DKI Jakarta nomor pilih 2, Basuki Tjahaja Purnama, yang dianggap menistakan agama.

Kepergian Jokowi ini mendadak dan tidak ada di jadwal resmi dari Biro Pers Istana Kepresidenan. Sehari sebelumnya, Jokowi juga menyatakan akan berada di Jakarta. Nyatanya, Jokowi blusukan meninjau proyek infrastruktur ke Bandara Soekarno-Hatta, yang sudah masuk wilayah Tangerang.

Jokowi sebenarnya sudah menugaskan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Namun, pendemo tidak bersedia dan ingin langsung bertemu Presiden.

Akhirnya, setelah negosiasi yang cukup alot, perwakilan demonstran bersedia untuk bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kalla yang sebelumnya sempat memantau demo dari halaman Istana pun langsung menyanggupi untuk menerima perwakilan demonstran di ruang kerjanya.

Sekitar pukul 17.36 WIB, tiga perwakilan pendemo tiba di Kantor Wapres. Mereka adalah Bachtiar Nashir, Zaitun, dan Misbah. Ketiganya langsung menuju ruang kerja JK dan pertemuan berlangsung tertutup.

Dari pihak pemerintah, selain Wiranto dan Lukman, yang juga hadir dalam pertemuan itu adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi, Johan Budi.

Mewakili Parlemen, hadir juga tiga anggota Komisi III DPR, yakni Arsul Sani (PPP), Aboe Bakar Alhabsy (PKS), dan Taufiqulhadi (Nasdem), serta Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad. Pertemuan juga dihadiri Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Pertemuan selama 30 menit itu menghasilkan keputusan bahwa proses hukum terhadap Ahok akan selesai dalam waktu dua pekan.

"Kesimpulannya ialah dalam hal (kasus) Saudara Ahok, kami akan tegakkan, laksanakan dengan hukum yang tegas dan cepat. Oleh Kapolri, dijanjikan selesai dalam dua minggu pelaksanaan yang cepat itu," kata JK.

Saat menyampaikan pernyataannya itu kepada wartawan, JK didampingi Kapolri serta perwakilan demonstran. Setelah ada kesepakatan yang diambil antara demonstran dan pemerintah, sebagian besar demonstran mulai berangsur meninggalkan lokasi.

Kebetulan waktu saat itu juga sudah lewat pukul 18.00 WIB, batas waktu dari unjuk rasa yang bisa dilakukan. Namun, sebagian massa tetap bertahan di lokasi. Akhirnya, kericuhan pun tidak terhindarkan.

Sejumlah orang menyerang polisi yang berjaga, yang harus dibalas oleh polisi dengan menembakkan gas air mata. Ada sejumlah kendaraan yang dibakar. Kericuhan bahkan bukan hanya terjadi di sekitar Istana, melainkan juga di kawasan Penjaringan. Namun, kerusuhan segera bisa diredam dan tidak memakan korban jiwa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Nadiem Usai Dimarahi Anggota DPR yang Minta Anggaran Kemendikbud Diperiksa KPK

Respons Nadiem Usai Dimarahi Anggota DPR yang Minta Anggaran Kemendikbud Diperiksa KPK

Nasional
Nadiem Akan Cek Dugaan Dana Pendidikan Dipakai untuk Makan Bergizi Gratis

Nadiem Akan Cek Dugaan Dana Pendidikan Dipakai untuk Makan Bergizi Gratis

Nasional
Siap Diduetkan dengan Anies, Kaesang: PSI Jakarta dan PKB Masih Komunikasi

Siap Diduetkan dengan Anies, Kaesang: PSI Jakarta dan PKB Masih Komunikasi

Nasional
MA Minta Tambah Anggaran Rp 3 Triliun, Rp 1,9 triliun untuk Renovasi Kantor

MA Minta Tambah Anggaran Rp 3 Triliun, Rp 1,9 triliun untuk Renovasi Kantor

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Suharso Tekankan Pemimpin Harus Bertanggung Jawab

PPP Tak Lolos Parlemen, Suharso Tekankan Pemimpin Harus Bertanggung Jawab

Nasional
Panglima TNI Akan Sanksi Prajurit yang Ketahuan Judi 'Online'

Panglima TNI Akan Sanksi Prajurit yang Ketahuan Judi "Online"

Nasional
Kasus Polwan Bakar Suami, Komnas Perempuan: Reaksi Tekanan dalam Perkawinan

Kasus Polwan Bakar Suami, Komnas Perempuan: Reaksi Tekanan dalam Perkawinan

Nasional
Kaesang Klaim PSI Masih Diminati Pemuda meski Tak Lolos ke DPR

Kaesang Klaim PSI Masih Diminati Pemuda meski Tak Lolos ke DPR

Nasional
Ini Skema dan Skenario Pergerakan Jemaah Indonesia saat Puncak Haji di Armuzna

Ini Skema dan Skenario Pergerakan Jemaah Indonesia saat Puncak Haji di Armuzna

Nasional
KPK Panggil Staf Hasto PDI-P sebagai Saksi Kasus Harun Masiku

KPK Panggil Staf Hasto PDI-P sebagai Saksi Kasus Harun Masiku

Nasional
PKB Usung Anies di Jakarta, PKS Masih Pendalaman

PKB Usung Anies di Jakarta, PKS Masih Pendalaman

Nasional
Habiburokhman Tegur Sekjen MK dalam Rapat Komisi III DPR

Habiburokhman Tegur Sekjen MK dalam Rapat Komisi III DPR

Nasional
Prabowo ke Saudi Bertemu Pangeran MBS, Bahas Palestina hingga Perdagangan

Prabowo ke Saudi Bertemu Pangeran MBS, Bahas Palestina hingga Perdagangan

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pemerintah Mulai Rencanakan Bangun RS Indonesia yang Hancur di Gaza

Menko Polhukam Sebut Pemerintah Mulai Rencanakan Bangun RS Indonesia yang Hancur di Gaza

Nasional
Jokowi Tunjuk Bambang Susantono Jadi Utusan Khusus Kerja Sama Internasional Pembangunan IKN

Jokowi Tunjuk Bambang Susantono Jadi Utusan Khusus Kerja Sama Internasional Pembangunan IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com