SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, dia menganggap informasi tersebut fitnah dan menghina.
(Baca: Ini Kata Jokowi-Kalla soal Pernyataan SBY)
SBY juga mengingatkan Polri agar jangan sampai negara "terbakar" terkait proses hukum terhadap Ahok yang dituduh menistakan agama.
Selain itu, SBY mengatakan, Ahok mesti diproses hukum. Bola kini ada di tangan Polri, bukan di tangan Presiden Jokowi atau pihak lain.
Kepolisian harus berhati-hati dalam mengusut kasus Ahok.
Pasalnya, kata dia, jutaan rakyat Indonesia mengikuti proses hukum tersebut lewat media. SBY meyakini, unjuk rasa bakal terus terjadi jika protes tersebut diabaikan penegak hukum.
Pada akhir pernyataannya, SBY juga sempat menyinggung masalah pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib, yang belakangan menjadi polemik publik.
SBY mengatakan, ada pihak-pihak yang menuding dia terlibat kasus Munir karena tak kunjung menyerahkan berkas asli rekomendasi Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan Munir.
Atas semua pernyataan SBY itu, Jokowi hanya berkomentar singkat.
"Bagus, sangat bagus," ucap Jokowi.
(Baca: SBY Bicara soal Kasus Ahok dan Isu Lain, Ini Tanggapan Jokowi)
Saat mendengar respons singkat Jokowi itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang duduk di samping Jokowi hanya tertawa.
"Kan memberikan masukan kepada pemerintah," tambah Jokowi.
Khusus soal pernyataan SBY bahwa ada informasi atau analisis intelijen yang menyebutkan partai politik "menunggangi" unjuk rasa 4 November, Jokowi memberikan komentar yang lebih panjang.
"Ya namanya manusia (intel) kan kadang enggak benar. Bisa eror, bisa enggak eror, hehehe," ujar Jokowi.
Kalla kemudian menambahkan bahwa pernyataan SBY merupakan hal yang biasa, tidak perlu direspons berlebihan.
Menurut dia, analisis mengenai informasi intelijen itu berbeda-beda. SBY kemungkinan salah menganalisis informasi intelejen itu.
"Analisis kan boleh berbeda-beda. Mungkin yang ditangkap Pak SBY beda. Analisis kita juga beda. Itu biasa saja," ujar Kalla.
Namun, Kalla memuji kinerja personel intelijen Indonesia. "Kalau negara tidak ada intelijennya, berarti tidak punya mata dan telinga. Intelijen itu maksudnya baik, supaya jangan terjadi (gangguan keamanan)," ujar Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.