Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Jokowi Seolah-olah Jadikan PPATK sebagai Penampungan Pensiunan

Kompas.com - 26/10/2016, 09:34 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch mengkritik langkah Presiden Joko Widodo yang menunjuk Kiagus Ahmad Badaruddin sebagai Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

ICW menyoroti usia Badarudin yang sudah 60 tahun dan akan segera memasuki masa pensiun dari jabatannya sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan.

"Seolah-olah ini jadi jabatan injury time atau menjadikan PPATK sebagai lembaga penampungan pensiuanan," kata peneliti ICW Emerson Juntho saat dihubungi, Rabu (26/10/2016).

Emerson juga mengaku mendapat informasi bahwa Jokowi tidak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi serta PPATK sendiri dalam penunjukan Badarudin.

Dengan begitu, Emerson menilai rekam jejak Badarudin dipertanyakan.

"Sebaiknya harus dipastikan bahwa yang dipilih Jokowi sesuai kebutuhan PPATK dan bukan orang yang bermasalah," kata dia.

Pelantikan Badarudin sebagai Ketua PPATK dijadwalkan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (26/10/2016). Pelantikan dimulai pukul 09.45 WIB. Akan dilantik juga Wakil Ketua PPATK.

(Baca: Rabu Pagi Ini, Jokowi Lantik Kiagus Ahmad Badaruddin Jadi Ketua PPATK)

Badaruddin akan menggantikan M Yusuf yang sudah habis masa jabatannya.

Menteri Sekretaris negara Pratikno yang dikonfirmasi Harian Kompas, Selasa kemarin, membenarkan penunjukan Badaruddin.

Dia menilai, selain profesional, Badarudin juga memiliki integritas dan kompetensi.

"Selama ini, PPATK di bawah Pak Yusuf memiliki kinerja yang baik. Pemerintah ingin meningkatkan lagi kinerja selain sinerginya dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta kementerian dan lembaga lainnya sehingga menunjuk Pak Badar," ujar Pratikno.

Badarudin lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 29 Maret 1957 silam. Badarudin berkarir di Kementerian Keuangan sejak 2006 dan terakhir menjabat sebagai Irjen.

Sebelum berkarir di Kemenkeu, Badarudin juga pernah menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan KPK pada 2003.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com