Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak KPK Berdiri, Masa Kritis Dianggap Ada pada Era Jokowi-JK

Kompas.com - 18/10/2016, 16:15 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla dinilai masih belum memprioritaskan agenda pemberantasan korupsi selama dua tahun menjabat.

Hal tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Andalas Saldi Isra dalam peluncuran buku Hukum yang Terabaikan di Sekretariat Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Selasa (18/10/2016).

Menurut Saldi, selama dua tahun berkuasa, pemerintah seolah mengabaikan perhatian kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal ini dibuktikan dengan lambannya penanganan konflik antara KPK dan kepolisian pada 2015 oleh pemerintah.

Hal tersebut, kata Saldi, menyebabkan KPK berada pada kondisi kritis sejak pertama kali berdiri pada 2002. Bahkan, hampir saja KPK mati jika tak didorong oleh masyarakat sipil.

"Sikap Presiden memprihatinkan terhadap KPK dalam dua tahun memerintah ini. Sejak KPK ada dari 2002 sampai sekarang, 2015 adalah tahun yang sangat kritis, dan itu ada di pemerintahan Jokowi," ujar Saldi.

Menurut Saldi, lambannya upaya penyelesaian konflik antara KPK-Polri tersebut bertentangan dengan janji Jokowi-JK dalam Nawacita.

Dalam Nawacita poin keempat, kata Saldi, pemerintah telah sepakat ingin mereformasi penegakan hukum yang bebas dari korupsi.

"Saya beranggapan ini masih jauh dari apa yang dijanjikan dalam Nawacita. Jokowi berjanji mau melindungi, memperkuat, dan tidak boleh ada upaya melemahkan KPK. Kita lihat apa yang terjadi tahun 2015," tutur Saldi.

Selain itu, Saldi menilai pemerintah juga belum berfokus pada penegakan hukum. Selama ini, pemerintah masih berfokus pada konsolidasi politik dan ekonomi.

Untuk itu, dia berharap agar ke depannya pemerintah memiliki kemauan politik untuk mendorong upaya penegakan hukum, khususnya dalam pemberantasan korupsi.

"Kita lihat karena fokus pemerintah masih kepada konsolidasi politik dan ekonomi saat ini. Kita berharap fokus pemerintah selanjutnya ke arah penegakan hukum," ujar Saldi.

"Political will pemerintah harus penuh dalam mendorong pemberantasan korupsi," kata dia.

Kompas TV Gerak Mundur Pemberantasan Korupsi - Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS Pecat Caleg di Aceh yang Ditangkap Karena Kasus Narkoba

PKS Pecat Caleg di Aceh yang Ditangkap Karena Kasus Narkoba

Nasional
Achsanul Qosasi Minta Maaf karena Terima Uang 40 M dari Proyek BTS

Achsanul Qosasi Minta Maaf karena Terima Uang 40 M dari Proyek BTS

Nasional
4 Poin Penting PP Tapera: Syarat Kepesertaan hingga Besaran Iurannya

4 Poin Penting PP Tapera: Syarat Kepesertaan hingga Besaran Iurannya

Nasional
DPR Setujui Revisi 4 Undang-Undang sebagai Usul Inisiatif

DPR Setujui Revisi 4 Undang-Undang sebagai Usul Inisiatif

Nasional
Menyoal Putusan Sela Gazalba Saleh, Kewenangan Penuntutan di UU KPK dan KUHAP

Menyoal Putusan Sela Gazalba Saleh, Kewenangan Penuntutan di UU KPK dan KUHAP

Nasional
Achsanul Qosasi Akui Terima Uang dari Proyek BTS: Saya Khilaf

Achsanul Qosasi Akui Terima Uang dari Proyek BTS: Saya Khilaf

Nasional
Warga Kampung Susun Bayam Keluhkan Kondisi Huntara: Banyak Lubang, Tak Ada Listrik

Warga Kampung Susun Bayam Keluhkan Kondisi Huntara: Banyak Lubang, Tak Ada Listrik

Nasional
Dikonfrontasi Jaksa, Istri SYL Tetap Bantah Punya Tas Dior dari Duit Kementan

Dikonfrontasi Jaksa, Istri SYL Tetap Bantah Punya Tas Dior dari Duit Kementan

Nasional
Bos Maktour Travel Mengaku Hanya Diminta Kementan Reservasi Perjalanan SYL ke Saudi, Mayoritas Kelas Bisnis

Bos Maktour Travel Mengaku Hanya Diminta Kementan Reservasi Perjalanan SYL ke Saudi, Mayoritas Kelas Bisnis

Nasional
Jadi Tenaga Ahli Kementan, Cucu SYL Beralasan Diminta Kakek Magang

Jadi Tenaga Ahli Kementan, Cucu SYL Beralasan Diminta Kakek Magang

Nasional
Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Wakil Ketua MK: Sistem Noken Rentan Dimanipulasi Elite

Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Wakil Ketua MK: Sistem Noken Rentan Dimanipulasi Elite

Nasional
Putusan Bebas Gazalba Saleh Dikhawatirkan Bikin Penuntutan KPK Mandek

Putusan Bebas Gazalba Saleh Dikhawatirkan Bikin Penuntutan KPK Mandek

Nasional
Polemik Putusan Sela Gazalba, KPK Didorong Koordinasi dengan Jaksa Agung

Polemik Putusan Sela Gazalba, KPK Didorong Koordinasi dengan Jaksa Agung

Nasional
Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Hakim MK: Mayoritas Hasil Pemilu di Papua Harus Batal

Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Hakim MK: Mayoritas Hasil Pemilu di Papua Harus Batal

Nasional
UKT Batal Naik Tahun Ini, Pemerintah Dinilai Hanya Ingin Redam Aksi Mahasiswa

UKT Batal Naik Tahun Ini, Pemerintah Dinilai Hanya Ingin Redam Aksi Mahasiswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com