Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Drama Penyelamatan Nyawa di Ketinggian 11.887 Meter

Kompas.com - 17/10/2016, 18:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Tidak berapa lama, datang seorang dokter dan seorang perawat. Dokter ini sepertinya orang Timur Tengah, sementara perawat yang datang adalah perempuan berkulit putih berkebangsaan Selandia Baru.  

Sang dokter, dibantu oleh penerjemah bahasa Jerman, seorang berkebangsaan Indonesia, perawat Selandia Baru, serta tiga awak kabin, langsung saja menjadi satu tim yang mencoba menangani penumpang yang sakit tersebut.  

Rupanya, para awak kabin SQ benar-benar sangat cekatan dalam menangani masalah seperti ini.  Sang awak kabin langsung menerangkan kepada dokter tersebut bahwa mereka mempunyai prosedur tetap yang harus dilakukan, yaitu segera menghubungi ground staff SQ medical center yang terdiri dari tim SOS, yang akan segera memberikan bantuan. 

Sepertinya, mereka sangat well trained, terlihat kemudian salah seorang di antaranya langsung berhubungan dengan telepon ke kantor pusat SQ yang kemudian tersambung dengan tim dokter ahli dari SOS yang merupakan mitra kerja tetap pihak SQ dalam menangani masalah kesehatan penumpang di udara.

Berikutnya terlihat, bagaimana sang dokter, yang kemungkinan hanya dokter biasa, bertindak dengan penuh percaya diri melakukan perintah-perintah yang datang via telepon yang dihubungkan oleh para awak SQ tadi.  

Sesekali terjadi dialog antara dokter di pesawat dengan tim dokter di bawah yang memberikan petunjuk-petunjuk tindakan yang harus diambil terhadap pasien. Di sisi lain, sang dokter pun melaporkan ke pihak SOS mengenai semua reaksi yang terjadi dari tindakan yang diambilnya.

Aktivitas ini dapat dengan mudah diikuti karena hubungan telepon di set dengan membunyikan speaker dari sambungan telepon tersebut.  

Demikianlah kegiatan dari “Long Distance On The Air Medical Treatment” berlangsung di dalam pesawat. Terlihat kemudian beberapa awak kabin lainnya membantu dengan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan oleh dokter dan perawat.  

Ternyata di dalam pesawat SQ sudah tersedia dua boks palang merah yang masing-masing terdiri dari “first aid kit” dan satunya lagi adalah “doctors emergency kit”.  

Peralatan terlihat sangat lengkap, dari jarum-jarum suntik dengan obat dalam ampul sampai dengan peralatan kompres serta alat infus tersedia dalam paket yang sudah siap pakai.  

Sang dokter pun dapat dengan nyaman dan cepat mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan karena peralatan yang lengkap serta keterampilan awak kabin dalam mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.  

Saya baru sadar tentang gunanya sambungan telepon pesawat yang dibuat dalam mode “speaker”, sehingga perawat dan awak kabin dapat secara bersama dengan cepat mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan berkait dengan instruksi tim SOS dari bawah. Dokter tinggal mengerjakannya saja dan kemudian melaporkan respons pasiennya.

Kerja sama yang kompak dan perhatian semua penumpang yang sangat membantu dalam proses pengobatan jarak jauh ini terlihat sangat mengharukan.  

Kita semua berhadapan dengan seorang yang kita tidak kenal yang tengah menghadapi sakaratul maut. Berbagai tindakan telah dilakukan, antara lain memberikan oksigen, beberapa obat dan juga kompres di dua tempat di tubuh sang pasien, tetapi kelihatannya tidak juga kunjung membaik.  

Dokter mencoba untuk menenangkan pasien agar tidak panik, dan akhirnya si pasien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak tahan lagi menahan sakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com