Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Drama Penyelamatan Nyawa di Ketinggian 11.887 Meter

Kompas.com - 17/10/2016, 18:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Segera dokter melaporkan ke SOS di bawah, yang kemudian berhubungan dengan captain pilot memberikan instruksi untuk segera mendarat di tempat yang terdekat, untuk menyelamatkan jiwa pasien.  

Pilot pun lalu menghubungi Denpasar, Bali, untuk minta izin landing di Bandara Ngurah Rai, di luar rencana penerbangan sebagai akibat dari “serious illness on board” dan “request special medical care on arrival".  

Pilot dengan tenang mengumumkan terlebih dahulu kepada seluruh penumpang bahwa untuk menyelamatkan seorang penumpang yang diperkirakan mengalami serangan jantung, maka pesawat di luar jadwal harus mendarat sejenak di Bandara Ngurah Rai, Bali.  

Pesawat turun meninggalkan ketinggian 11.887 meter menuju Bali. Tepat pukul 03.40 WIT, pesawat mendarat dengan mulus di Bali.

Tidak lama kemudian ternyata tim dari SQ dan SOS sudah siap di Bandara, tetapi penanganan pertama di apron, menurunkan pasien dari pesawat, sesuai aturan harus ditangani oleh otoritas bandara terlebih dahulu.  

Dari penjelasan petugas yang saya tanyakan langsung, diketahui bahwa saat itu di Bandara Ngurah Rai tidak ada dokter yang stand by.  

Sang petugas mengatakan, seharusnya di karantina bandara selalu ada dokter siaga 24 jam, tetapi kali ini mungkin karena hari Minggu, dan jam menunjukkan baru pukul 03.40, jadi tidak ada dokter yang siap.

Drama berikutnya adalah, begitu pesawat parkir dan pintu dibuka, sang pasien langsung saja tergeletak kaku dan kemudian terdengar seperti ngorok sampai tiga kali.  

Namun, sang dokter dengan tidak kalah sigap langsung saja mengerjakan pernapasan buatan/bantuan dengan alat yang tersedia di pesawat. Menekan-nekan dada pasien yang sempat terhenti detak jantungnya sejenak, tetapi kemudian terlihat dapat bernapas kembali.  

Segera setelah itu, pasien pun dibopong untuk turun dari pesawat menuju ambulans, ditemani istrinya, menuju BIMC (Bali International Medical Centre) yang jaraknya lebih kurang 6 sampai 7 km dari Bandara Ngurah Rai.  

Dokter tersebut ternyata telah cukup berpengalaman dalam membantu pasien yang mengalami serangan jantung.

Atas kebesaran Tuhan, satu unjuk kerja yang sangat profesional diperlihatkan oleh para awak SQ, mulai dari penerbang, purser, serta seluruh awak kabin, dan juga partisipasi penumpang yang terdiri dari penerjemah bahasa Jerman, dokter dan perawat, serta juga pengertian yang mendalam dari para penumpang lainnya, telah berhasil menyelamatkan nyawa seorang penumpang berkebangsaan Jerman yang mengalami heart attack dalam perjalanan pulang ke Frankfurt.

Demikianlah drama penyelamatan nyawa dari ketinggian 11.887 meter, yang terjadi di atas perairan utara Australia, pada saat fajar menyingsing di tanggal 29 Maret 2009.

Jakarta, 17 Oktober 2016

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com