Segera dokter melaporkan ke SOS di bawah, yang kemudian berhubungan dengan captain pilot memberikan instruksi untuk segera mendarat di tempat yang terdekat, untuk menyelamatkan jiwa pasien.
Pilot pun lalu menghubungi Denpasar, Bali, untuk minta izin landing di Bandara Ngurah Rai, di luar rencana penerbangan sebagai akibat dari “serious illness on board” dan “request special medical care on arrival".
Pilot dengan tenang mengumumkan terlebih dahulu kepada seluruh penumpang bahwa untuk menyelamatkan seorang penumpang yang diperkirakan mengalami serangan jantung, maka pesawat di luar jadwal harus mendarat sejenak di Bandara Ngurah Rai, Bali.
Pesawat turun meninggalkan ketinggian 11.887 meter menuju Bali. Tepat pukul 03.40 WIT, pesawat mendarat dengan mulus di Bali.
Tidak lama kemudian ternyata tim dari SQ dan SOS sudah siap di Bandara, tetapi penanganan pertama di apron, menurunkan pasien dari pesawat, sesuai aturan harus ditangani oleh otoritas bandara terlebih dahulu.
Dari penjelasan petugas yang saya tanyakan langsung, diketahui bahwa saat itu di Bandara Ngurah Rai tidak ada dokter yang stand by.
Sang petugas mengatakan, seharusnya di karantina bandara selalu ada dokter siaga 24 jam, tetapi kali ini mungkin karena hari Minggu, dan jam menunjukkan baru pukul 03.40, jadi tidak ada dokter yang siap.
Drama berikutnya adalah, begitu pesawat parkir dan pintu dibuka, sang pasien langsung saja tergeletak kaku dan kemudian terdengar seperti ngorok sampai tiga kali.
Namun, sang dokter dengan tidak kalah sigap langsung saja mengerjakan pernapasan buatan/bantuan dengan alat yang tersedia di pesawat. Menekan-nekan dada pasien yang sempat terhenti detak jantungnya sejenak, tetapi kemudian terlihat dapat bernapas kembali.
Segera setelah itu, pasien pun dibopong untuk turun dari pesawat menuju ambulans, ditemani istrinya, menuju BIMC (Bali International Medical Centre) yang jaraknya lebih kurang 6 sampai 7 km dari Bandara Ngurah Rai.
Dokter tersebut ternyata telah cukup berpengalaman dalam membantu pasien yang mengalami serangan jantung.
Atas kebesaran Tuhan, satu unjuk kerja yang sangat profesional diperlihatkan oleh para awak SQ, mulai dari penerbang, purser, serta seluruh awak kabin, dan juga partisipasi penumpang yang terdiri dari penerjemah bahasa Jerman, dokter dan perawat, serta juga pengertian yang mendalam dari para penumpang lainnya, telah berhasil menyelamatkan nyawa seorang penumpang berkebangsaan Jerman yang mengalami heart attack dalam perjalanan pulang ke Frankfurt.
Demikianlah drama penyelamatan nyawa dari ketinggian 11.887 meter, yang terjadi di atas perairan utara Australia, pada saat fajar menyingsing di tanggal 29 Maret 2009.
Jakarta, 17 Oktober 2016
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.