Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Sepakati Pembahasan RUU Pengesahan Perjanjian Paris 2015

Kompas.com - 12/10/2016, 07:39 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DPR setuju untuk melanjutkan pembahasan RUU tentang Pengesahan Paris Agreement to The United Nations Framework Convention on Climate Change (Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim).

Keputusan tersebut diambil dalam rapat badan musyawarah DPR, Selasa (11/10/2016) sore dan surat akan dibacakan pada rapat paripurna DPR, Rabu (12/10/2016).

Draf RUU selanjutnya dilimpahkan kepada Komisi VII DPR untuk segera dibahas bersama pemerintah.

"Diserahkan kepada Komisi VII DPR untuk segera dibahas bersama pemerintah," kata Ade, Selasa (11/10/2016).

Ade menjelaskan, langkah yang tercantum dalam perjanjian Paris 2015 tersebut merupakan komitmen dunia dan harus menjadi komitmen Indonesia.

Kondisi dan perubahan iklim yang ekstrem dianggap telah membuat tokoh-tokoh dunia menyadari bahwa lingkungan harus dijaga dengan baik.

Teknologi dan modernisasi juga telah mengakibatkan perubahan iklim menjadi ekstrem dan harus segera diantisipasi.

"Dan kita sudah komit mengenai ini. Apalagi terjadi di beberapa belahan dunia termasuk Indonesia. Bencana-bencana di berbagai tempat kita saksikan. Sehingga lingkungan menjadi tidak ramah dan sangat ganas kepada diri kita sendiri yang menempatinya," tutur dia.

Adapun Menteri Kehutan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya mendatangi Ketua DPR Ade Komarudin, untuk membahas hal tersebut, Selasa siang.

(Baca: Menteri LHK: Perjanjian Paris 2015 Segera Diratifikasi)

Siti menegaskan dirinya juga telah menghadap Presiden Joko Widodo untuk meminta izin akan bertemu pimpinan DPR.

"Kami bersyukur dan berterimakasih karena DPR sangat memahami perlunya ratifikasi itu," tutur Siti.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com