Bapak juga mengingatkan, bahwa bekerja itu bersama, dalam tim, memunculkan sinergi, di mana 2+2 taklagi 4, tetapi 16.
Cita-cita dan tujuan bersama seharusnyalah mengalahkan Jalousie d’Amitie, cemburu antar teman.
Terhadapprimus interpares, para pemimpin muda setelah Bapak, legitimasi hanya bisa muncul jika ada kinerja bagus.
Bahkan ini pun belum cukup, karena pemimpin dihormati pertama-tama bukan karena kepintarannya, tetapi karena kepeduliannya.
Di sinilah Bapak mengajari konsep“Ngewongke”, menghargai orang.
Masih selalu terbayang, betapa bungahnya rekan saat Bapak memujinya dan mengatakan“You boleh.”
Namun, saat Bapak berulang-tahun ke-85, yang kami ingat bukan saja ujaran Bapak tentang pers dan politik, atau juga manajemen, tetapi juga pesan akan sikap hidup.
Satu yang sering Bapak sampaikan dan semoga bisa menerangi sepanjang waktu adalah agar kami murah hati.
Bapak suka mengutip Ibu Teresa yang mengatakan “Give, But give until it hurts”. Itulah tantangan, mengingat kondisi sulit membuat banyak orang menggenggam uangnya erat-erat.
Terakhir, Bapak juga suka berpesan, pelihara hati dan jagalah agar ia tidak luguten, atau berselimut duri.
Masuk akallah itu, karena di saat sulit sekarang ini, apa yang kita butuhkan kecuali kebersamaan. Syukurlah, itu pula yang dikatakan Mas Lilik Oetama, CEO kami.
Hormat dan cinta kami untuk Bapak sebagai sosok panutan Clarumetvenera bile nomen, yang masyhur dan tehormat.
Kiranya dalam kasih Tuhan yang Maha Kuasa Bapak dapat terus menyusuri hari-hari oktogenarian bersama keluarga dan kami semua yang berbahagia di hari ulang tahun Bapak.
Terimalah doa, hormat dan kasih kami yang paling tulus. (Ninok Leksono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.