Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan KPK Minta Staf Irman Gusman Tak Sebar Penjelasan Mengatasnamakan Irman

Kompas.com - 17/09/2016, 19:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi membantah kebenaran penjelasan yang mengatasnamakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, yang beredar di masyarakat.

Seiring penetapan tersangka Ketua DPD RI Irman Gusman, maka yang bersangkutan juga akan ditahan. Irman sama sekali tak memiliki akses untuk berkomunikasi, bahkan untuk meng-update akun Twitter.

Diketahui, Irman cukup aktif mencuit di akun @IrmanGusman_IG. Penjelasan itu pun dijelaskan dalam akun tersebut.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode M Syarif meminta agar staf Irman tak lagi mengaktifkan akun Twitter itu agar tak menimbulkan kebingungan publik.

"Saya harap pada yang bersangkutan (staf Irman) untuk menghentikan pengoperasian Twitter karena memutarbalik fakta yang sebenarnya," ujar Syarif di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (17/9/2016).

Imbauan Syarif dipicu munculnya beberapa "tweet" yang di-post oleh akun Twitter Irman. Dalam kicauan itu, disebutkan bahwa Irman membantah ditangkap karena menerima suap. Seolah-olah kicauan tersebut ditulis sendiri oleh Irman.

Syarif memastikan yang mengoperasikan akun Twitter itu bukan Irman, karena tengah diperiksa KPK.

"Saya klarifikasi bahwa ada informasi yang beredar, itu tidak berasal dari IG," kata Syarif.

Dalam kicauan itu, tertulis juga bahwa Irman menolak pemberian uang dari tamu yang datang ke rumah dinasnya.

Nyatanya, Syarif menegaskan bahwa Irman secara sadar menerima uang itu. Bahkan, bungkusan berisi uang dari Direktur Utama CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto telah disimpan di kamar Irman.

(Baca: Kronologi Operasi Tangkap Tangan terhadap Irman Gusman oleh KPK)

Sebelumnya, beredar pula tulisan berantai dalam format poin per poin yang mengatasnamakan Irman.

Isinya berupa klarifikasi soal pemberitaan bahwa dirinya ditangkap tangan oleh KPK, yang sama persis dengan apa yang tertulis di akun Twitternya.

Di sana tertulis bahwa KPK terlalu dini mengumumkan status uang tersebut sebagai suap dan menetapkan Irman sebagai penerima suap.

"Sungguh ini perbuatan jahat dan fitnah kepada saya dan keluarga saya," demikian bunyi tulisan tersebut.

"Saya sebagai pimpinan DPD RI yang telah mendukung KPK selama ini meminta agar DPD bekerja seperti biasa hingga masalah ini selesai," bunyi tulisan itu dalam poin berikutnya.

Kompas TV Terkait OTT KPK, DPD Gelar Konferensi Pers
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Nasional
Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com