Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Interupsi Warnai "Ketok Palu" Budi Gunawan sebagai Kepala BIN

Kompas.com - 08/09/2016, 12:42 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat Paripurna DPR, Kamis (8/9/2016), mengagendakan pengambilan keputusan atas hasil uji kelayakan dan kepatutan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Pengambilan keputusan dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dengan meminta persetujuan anggota Dewan yang hadir.

"Apakah laporan Komisi I DPR RI terhadap hasil uji kepatutan dan kelayakan calon kepala BIN dapat disetujui?" tanya Taufik.

"Setujuu," jawab para anggota Dewan lantang.

Namun, tak lama kemudian, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Nasdem, Akbar Faizal, melakukan interupsi.

Dia menyinggung soal kerja BIN berkaitan dengan perekrutan menteri oleh Presiden. Pernyataan Akbar ini mengarah pada kasus kewarganegaraan Arcandra Tahar yang sempat diangkat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Menurut Akbar, status Arcandra itu tak diketahui karena tak ada masukan dari BIN terkait latar belakang calon menteri.

"Ini persoalan besar bagi kita. Saya ingin DPR bersikap tegas soal ini dan meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali agar hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi," ujar Akbar.

Pernyataan Akbar kemudian dilanjutkan oleh rekan satu fraksinya dari Komisi VI, Zulfan Lindan.

Menurut Zulfan, DPR harus benar-benar memikirkan hal tersebut dan menunjukkan sikap tegas.

"Ini persoalan bangsa dan negara. Jangan lagi pencitraan. Kita harus menyikapi hal-hal yang perlu kita sikapi," kata Zulfan.

Dua interupsi anggota Fraksi Partai Nasdem tersebut langsung ditanggapi oleh interupsi anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul.

Ruhut mengajak semua anggota Dewan untuk berkepala dingin dan lebih dahulu memberikan penghormatan kepada Budi Gunawan yang sudah disetujui DPR untuk menjadi kepala BIN.

"Kita tahu, Nasdem itu ruling party biarlah urusan Pak Brewok. Hari ini kita hormati saja Pak BG jadi komandan BIN. Kami semua cinta, rindu Pak BG. Kami semua sayang beliau," tutur Ruhut. 

Budi Gunawan diajukan Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Sutiyoso sebagai kepala BIN. Proses pergantiannya diawali dengan uji kepatutan dan kelayakan yang digelar Komisi I pada Rabu (7/9/2016).

Semua anggota Komisi I yang mewakili 10 fraksi menyatakan, Budi layak menjadi kepala BIN. 

Kompas TV Budi Gunawan Dinilai Cocok Jadi Kepala BIN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com