Bepergian ke luar negeri dan bergabung dengan kelompok radikal sudah dilakukan sejumlah orang beretnis Uighur.
Gardner Bovingdon dalam The Uyghurs: Strangers in Their Own Land menyebut, orang Uighur sudah ada yang pergi dari daerahnya untuk bergabung dengan Osama bin Laden.
Kondisi ini membuat pada Desember 2003, Kementerian Keamanan Publik Tiongkok memasukkan empat organisasi Uighur dan 11 kelompok berasosiasi dengan Uighur ke dalam daftar kelompok teroris.
Bovingdon menyatakan, keputusan untuk bergabung dengan kelompok teroris merupakan langkah perlawanan Uighur terhadap Pemerintah Tiongkok atas perlakuan diskriminatif yang mereka terima di bidang politik dan sosial-budaya sejak 1949.
Kehadiran etnis Uighur dalam kelompok MIT, kata Solahudin dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia, antara lain disebabkan adanya kesepakatan antara anggota Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) asal Indonesia, yaitu Bagus Maskuron alias Deri alias Bagas, dan anggota NIIS asal Uighur.
Mereka menjalin kesepakatan di Suriah untuk menjadikan Poso sebagai lokasi persiapan orang Uighur sebelum menuju Suriah.
Namun, bergabungnya Uighur dengan MIT diduga tidak hanya didasari kesepakatan itu. Empat orang Uighur, yang ditangkap pada September 2014 ketika hendak bergabung dengan MIT, dalam kesaksian di persidangan mengatakan hadir di Indonesia sebagai pencari suaka.
Akan tetapi, saat berada di kamp pengungsian di Bogor, Jawa Barat, ada seseorang yang mengajak menuju Poso.
Mereka setuju mengikuti ajakan itu, tetapi tidak mengetahui akan bergabung dengan kelompok teroris.
Setelah ada orang Uighur bergabung MIT, kehadiran mereka dalam jaringan teroris di Indonesia ditengarai semakin nyata.
Pada Desember 2015, Ali, orang Uighur lainnya, ditangkap karena telah bersiap melakukan bom bunuh diri di Jakarta.
Pada Mei 2016, imigrasi Indonesia juga menangkap orang Uighur karena menggunakan identitas Indonesia.
Akhirnya, meski kisah etnis Uighur di Poso telah berakhir dan Dr Azahari serta Noordin M Top sudah tewas, kemungkinan kehadiran orang asing lainnya bergabung dengan jaringan teroris di Tanah Air tetap perlu diwaspadai.
Menjadi tugas bersama kita untuk meningkatkan deteksi dini terhadap kehadiran teroris asing di Indonesia. (Muhammad Ikhsan Mahar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.