Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Penghijauan di Hulu Sungai Citanduy

Kompas.com - 31/08/2016, 15:14 WIB

Persemaian mandiri

Mengapa di hulu sungai itu minim tegakan pohon keras? Baik Asep, Uu Taryono, maupun Ketua Rukun Tetangga Cikadu, Mamat Rahmat (46), tidak secara gamblang menjelaskannya. "Sehebat apa pun program penghijauan dan anggaran, jika tidak melibatkan masyarakat, tidak berhasil baik," kata Asep.

Tahun 2014, Asep yang tinggal di Ciawi, sekitar 20 kilometer dari Guranteng, mendatangi masyarakat Kampung Cikadu untuk memberi penyuluhan tentang pentingnya menjaga keutuhan lahan di kampung itu. Warga Cikadu yang dipimpin oleh Mamat Rahmat menyambut baik ajakan itu. Malah Mamat menyediakan tempat tinggal bagi Asep selama penyuluhan dan membangun persemaian di lapangan.

"Penyadaran ini kami lakukan sepanjang tahun 2014 agar warga benar-benar paham betapa pentingnya menjaga sumber air," ujarnya.

Untuk advokasi ini, Asep menggandeng beberapa pakar dari Unversitas Indonesia sebagai mitra konsultasi berkala.

Gerakan sukarela ini menarik banyak simpati, terutama dari warga desa yang langsung merasakan. Akan tetapi, tidak sedikit yang mencibir dan mengejek, terutama ketika Asep tinggal berminggu-minggu di pegunungan untuk membangun persemaian. Asep bergeming, bak pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu.

Warga sadar betapa pentingnya sumber air bagi kelangsungan hidup mereka. Ketersediaan air juga menjamin kelangsungan hidup peternakan sapi perah yang selama ini mereka geluti. Karena itu, pada awal 2015 dimulailah penanaman pohon-pohon secara gotong-royong.

Selain dari persemaian, Geliat mendapat bantuan ribuan bibit pepohonan, seperti petai, durian, mangga hingga jambu air dari Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna.

Gotong royong

Awalnya lahan yang ditanam adalah tanah oro-oro, yakni lahan pengangonan di tebing atau lahan miring yang pepohonannya sedikit dan telantar. Dari 140 keluarga di Cikadu, setiap hari 19 warga bekerja menggali dan menanam pohon. Dari 19 tenaga kerja itu, 4 orang dibebaskan dari kewajiban bekerja. Sebagai gantinya, mereka harus menyediakan konsumsi untuk 15 orang yang bekerja.

Pola gotong royong ini terus bergulir hingga tertanam 49.000 pohon di tiga blok lahan masyarakat di Kampung Cikadu. Blok-blok lahan miring di tebing-tebing ini disebut Asep sebagai ring dua karena berada di lingkungan perkampungan. Ring satu adalah lahan-lahan perbukitan yang letaknya semakin ke hulu dan mendekati puncak gunung.

Pada pertengahan Juni 2015, bintang iklan yang juga Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berkunjung ke Cikadu untuk melihat kondisi masyarakat di hulu Sungai Citanduy itu. Deddy mengapresiasi perjuangan tanpa pamrih yang dilakukan warga Kampung Cikadu. Mereka telah berupaya menjaga kawasan hulu Citanduy sebagai cikal bakal mata air abadi yang mengalir jauh sampai ke Segara Anakan.

Pada awal Juli 2016, puluhan ribu pohon yang ditanam itu sudah ada yang memiliki tinggi 2 meter. Pohon-pohon yang tinggi menonjol itu, antara lain mahoni uganda, suren, ki haji, kayu damar, dan trembesi. Jenis pohon lain masih pendek, seperti pohon jambu air, petai dan durian. Karena itu, pemeliharaan tanaman diintensifkan. Setiap warga bertugas memupuk dan memelihara tanaman.

Geliat berharap, secara berkala dan turun-temurun warga kampung melanjutkan upaya konservasi di hulu Citanduy. Prasyaratnya, perut mereka harus selalu penuh. Pendidikan anak-anaknya harus terjamin dan kesehatan harus terjaga.

Ini butuh uluran tangan pemerintah karena untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) saja warga Cikadu harus berjalan kaki 1 kilometer turun naik bukit ke kampung lain. "Kami hanya punya madrasah," ujar Mamat seraya memperlihatkan bangunan yang atapnya bolong-bolong, bangku tidak lengkap, dan jendela rusak.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Agustus 2016, di halaman 22 dengan judul "Geliat Penghijauan di Hulu Sungai Citanduy".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com