Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagasan Kokurikuler Dinilai Rawan Menyebabkan Kekerasan di Sekolah

Kompas.com - 18/08/2016, 18:41 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gagasan kokurikuler yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dinilai rawan memperbesar kekerasan di sekolah.

Sebab, gagasan yang sebelumnya dikenal sebagai full day school itu akan menyebabkan siswa berada sehari penuh di sekolah dengan berbagai kegiatan.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyani menyatakan bahwa saat ini saja, kekerasan marak terjadi di sekolah.

Retno memberikan data yang dirilis Plan International pada 2014, bahwa tujuh dari sepuluh anak Indonesia pernah mengalami kekerasan di sekolah.

Sebanyak 84 persen dari korban kekerasan di sekolah itu tidak pernah melapor ke orang dewasa, baik guru maupun orang tua.

Hal ini disebabkan anak-anak takut mendapat tekanan ketika mereka melaporkan masalah kekerasan.

"Semakin dilaporkan dia akan semakin mendapat tekanan. Akibatnya dia akan jadi korban. Tapi ketika dia naik kelas dan menjadi kakak kelas tertinggi di sekolah maka dia akan melakukan tindakan yang sama," ujar Retno di gedung LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Menurut Retno, kekerasan dikhawatirkan ikut meningkat jika jam sekolah ditambah. Hal ini disebabkan kekerasan rawan terjadi ketika jam istirahat berlangsung.

Ketika sistem kokurikuler diterapkan, otomatis jam istirahat pun akan ditambah.

"Guru pun manusia, dia juga punya kelelahan. Kalau jam istirahat kan guru maunya istirahat," kata Retno.

"Kekerasan kerap kali terjadi pada jam istirahat, mulai dari pemalakan, diperas. Itu terjadi pada jam istirahat di kantin. Nah ini apakah guru memantau? Gurunya juga istirahat," ucapnya.

Selain itu Retno juga mempertanyakan argumen sekolah di negara-negara Eropa yang dijadikan contoh oleh Muhadjir dalam menerapkan sistem kokurikuler.

Pasalnya, fasilitas pendidikan di Indonesia masih belum layak untuk menerapkan sistem kokurikuler di sekolah.

"Kalau Pak Menteri mencontohkan full day school seperti di negara-negara Eropa, di sana sarana-prasarananya lengkap. Di Indonesia kan belum," ujarnya.

"Ketika negara belum bisa hadir menyelesaikan itu, full day school adalah tawaran yang bagi saya tidak dengan perspektif anak," kata Retno.

Kompas TV Rencana "Full Day School" Tuai Pro Kontra
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com