POSO, KOMPAS.com - Jasad DPO teroris yang tertembak di pegunungan Poso belum bisa dibawa ke rumah sakit. Itu karena proses pemindahan jenazah terkendala medan yang sulit.
Hingga Rabu (17/8/2016) malam, tim evakuator belum tiba di Pos Komando Taktis Sektor 1 Poso Pesisir Utara.
Proses evakuasi yang seharusnya tuntas pada siang hari terpaksa dihentikan sementara oleh tim gabungan TNI-Polri akibat sulitnya medan yang harus ditempuh.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto yang dikonfirmasi via telepon pada Rabu malam (17/8/2016) kepada Kompas.com membenarkan bahwa hingga malam ini jenazah DPO Ibrahim belum bisa dievakuasi.
(Baca: Usai Baku Tembak, TNI-Polri Kejar Anak Buah Santoso yang Bawa Senjata M16)
Menurutnya, meskipun tim sudah berhasil menggeser jenazah dari lokasi kontak tembak awal, namun karena medan dan cuaca yang tidak mendukung, evakuasi ditunda dan akan dilanjutkan pada Kamis (18/8/2016).
"Sejak siang hari tim sudah berhasil tiba di lokasi temuan jenazah dan sudah berhasil bergeser, namun karena medan yang sulit serta sudah gelap karena malam hari, proses evakuasi akan dilanjutkan esok,’’ ungkap Hari.
Ditambahkan, selain secara manual melalui darat, upaya evakuasi dengan menggunakan helikopter sempat dilakukan. Namun karena lokasi temuan jenazah yang berada di wilayah pegunungan membuat operasi evakuasi itu batal.
Selain evakuasi jenazah, tim juga terkendala banyaknya barang bukti milik DPO yang ditemukan di lokasi kontak senjata. Barang bukti yang kebanyakan senjata itu sangat berbahaya.
Bahkan ada bom lontong aktif sehingga evakuasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
(Baca: Sisa Anggota Kelompok Santoso Diduga Miliki Lima Senjata Serbu Buatan AS)
"Untuk sementara proses evakuasi menggunakan helikopter tidak memungkinkan, selain medan yang terjal dan tidak ada lokasi landasan, sehingga jalan satu-satunya yang harus ditempuh adalah melalui darat dari gunung menuju perkampungan terdekat ,’’ ujar Hari.
Sebelumnya terjadi kontak tembak terjadi antara Satgas Tinombala dan dua orang OTK di sekitar perbatasan perkampungan desa Padopi kecamaran Poso Pesisir. Satu orang yang diduga DPO jaringan Santoso tewas tertembak, sementara satu lainnya melarikan diri masuk hutan dengan membawa senjata api M16.
Saat dilakukan penyelidikan awal dari TKP Polisi menemukan sejumlah barang bukti milik DPO seperti 1 buah Bom rakitan jenis Lontong, 5 karung beras, buku, bumbu masak serta beberapa peralatan memasak.