Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2016, 16:28 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, sebenarnya PDI-P sudah mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sejak maju ke Pilgub DKI 2012 mendampingi Joko Widodo.

Demikian pula saat Ahok naik menjadi gubernur dan berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

PDI-P memandang Ahok sebagai kepala daerah yang mampu memimpin daerah yang berlatar belakang etnis berbeda dengan pemimpinnya.

Namun, menurut dia, Ahok merusak proses tersebut.

"Pak Ahok dulu kami jadikan pilot project kebangsaan ini. Hanya saja dalam prosesnya Ahok rusak semua momentum itu," ujar Basarah, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/8/2016).

"Jadi skenario Ahok-Djarot menurut pendapat saya pribadi sudah digugurkan sendiri oleh Ahok," sambung dia.

Ia menyebutkan, dalam beberapa momentum Ahok justru mengecewakan partai.

Pertama, saat Ahok "mengultimatum" Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan memberikan batas waktu satu minggu untuk PDI-P menyatakan dukungan pada Ahok-Djarot.

Basarah mengatakan, Ahok tak bisa mengintimidasi Megawati dengan bersikap seperti itu.

Hal ini membuat PDI-P mengabaikan permintaan Ahok demi marwah partai hingga kemudian Ahok menjajaki maju lewat jalur perseorangan.

Saat maju lewat jalur perseorangan, Ahok juga meminta PDI-P mendukungnya.

"Itu hal yang tidak mungkin. Konsep gotong royong dengan jalan kepartaian dia suruh disubordinasikan dukung calon perseorangan. Ini menurunkan marwah dan derajat ideologi PDI-P," kata Anggota Komisi III DPR itu.

Basarah menambahkan, Megawati adalah sosok ketua umum yang membangun sistem pelembagaan demokrasi di PDI-P.

Oleh karena itu, sikapnya selalu berpegang pada mekanisme partai.

"Mestinya ketika Bu Mega sudah jawab semacam itu, Ahok menangkap pernyataan Ketum PDI-P itu memberikan sinyal, Pak Ahok kalau mau didukung atau diusung PDI-P Anda silakan daftar," kata Basarah.

"Tapi tentu kami tidak mungkin memaksa atau mengemis Ahok untuk mendaftar lewat PDI-P," ujar dia.

Kompas TV Ahok Batal Ikut Pilkada Jika Ada Parpol Mundur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jika Gibran Dipinang Prabowo, Puan Sebut PDI-P Tak Masalah...

Jika Gibran Dipinang Prabowo, Puan Sebut PDI-P Tak Masalah...

Nasional
Kritik TikTok Shop Ditutup, Anies Anggap Lebih Penting Setop Impor Ilegal

Kritik TikTok Shop Ditutup, Anies Anggap Lebih Penting Setop Impor Ilegal

Nasional
Jika Terpilih jadi Presiden, Anies Janji Libatkan Anak Muda Rumuskan Kebijakan

Jika Terpilih jadi Presiden, Anies Janji Libatkan Anak Muda Rumuskan Kebijakan

Nasional
Soal Kemungkinan Cawapres Ganjar Diumumkan Saat Rakernas PDI-P, Hasto Berkelakar: Kita Lihat Cuacanya

Soal Kemungkinan Cawapres Ganjar Diumumkan Saat Rakernas PDI-P, Hasto Berkelakar: Kita Lihat Cuacanya

Nasional
Anies Sebut Pendanaan Parpol Jadi Kunci Demokrasi yang Lebih Sehat

Anies Sebut Pendanaan Parpol Jadi Kunci Demokrasi yang Lebih Sehat

Nasional
Putra Megawati Sopiri Ganjar dan Rombongan Melaju di Atas Karpet Merah Rakernas IV PDI-P

Putra Megawati Sopiri Ganjar dan Rombongan Melaju di Atas Karpet Merah Rakernas IV PDI-P

Nasional
Ada Dokumen Hendak Dimusnahkan Saat KPK Geledah Kantor Kementan, Diduga Terkait Aliran Dana

Ada Dokumen Hendak Dimusnahkan Saat KPK Geledah Kantor Kementan, Diduga Terkait Aliran Dana

Nasional
Jasa Raharja Raih Dua Penghargaan di Ajang Infobank 12th Sharia Award 2023

Jasa Raharja Raih Dua Penghargaan di Ajang Infobank 12th Sharia Award 2023

Nasional
Prabowo Subianto: Saya Sering Dihujat Difitnah, Terakhir Dibilang Mencekik Wamen

Prabowo Subianto: Saya Sering Dihujat Difitnah, Terakhir Dibilang Mencekik Wamen

Nasional
Sewindu Percepatan Transformasi Ekonomi, Pemerintah Fokus Jaga Kesehatan APBN

Sewindu Percepatan Transformasi Ekonomi, Pemerintah Fokus Jaga Kesehatan APBN

Nasional
KPK Sebut Ada Dokumen yang Hendak Dimusnahkan Saat Geledah Kantor Kementan

KPK Sebut Ada Dokumen yang Hendak Dimusnahkan Saat Geledah Kantor Kementan

Nasional
Singgung Mahalnya Ongkos Politik, Anies Ungkit Lagi soal Utang ke Sandiaga

Singgung Mahalnya Ongkos Politik, Anies Ungkit Lagi soal Utang ke Sandiaga

Nasional
Kejar Suara di Jatim, Puan Akui Mahfud MD dan Khofifah Dipertimbangkan Jadi Cawapres Ganjar

Kejar Suara di Jatim, Puan Akui Mahfud MD dan Khofifah Dipertimbangkan Jadi Cawapres Ganjar

Nasional
Ditanya soal Pemberantasan Korupsi, Ganjar: KPK dan Kejaksaan Perlu Diperkuat

Ditanya soal Pemberantasan Korupsi, Ganjar: KPK dan Kejaksaan Perlu Diperkuat

Nasional
Ganjar Pranowo: Kampus Harus Memerdekakan Mahasiswanya, Kurikulumnya...

Ganjar Pranowo: Kampus Harus Memerdekakan Mahasiswanya, Kurikulumnya...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com