Menurut dia, keberatan yang disampaikan oleh Meliana tidak dimaksudkan untuk menyebar kebencian etnis dan agama.
Apa yang disampaikan oleh Meliana, kata Pigai, merupakan kata-kata yang tidak memiliki tendensi negatif dan tidak didasarkan pada rasa kebencian terhadap agama tertentu.
Kerusuhan tersebut terjadi karena ada isu yang sengaja disebar oleh oknum tertentu untuk menciptakan konflik.
"Keberatan Meliana tidak bertendensi negatif serta tidak didasarkan pada rasa kebencian," kata Pigai.
(Baca: Komnas HAM: Distorsi Informasi Sebabkan Kerusuhan Tanjungbalai)
Akibat dari distorsi informasi tersebut, sekitar pukul 23.00 - 03.00 WIB massa yang berkumpul di sekitar rumah Meliana melampiaskan kemarahan dengan melakukan penyerangan, perusakan dan pembakaran terhadap rumah Meliana dan rumah ibadah.
Akibatnya ada sekitar 15 bangunan yang mengalami perusakan dan pembakaran, terdiri dari Wihara, Klenteng, bangunan yayasan dan rumah pribadi.
(Baca juga: Perlu Tindakan Konkret Penyelesaian Kerusuhan Tanjungbalai)
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sebelumnya menyatakan bahwa kerusuhan massa di Tanjungbalai, Sumatera Utara diduga berlatar belakang persoalan individu dalam kehidupan bertetangga.
Guna mencegah dan langkah antisipasi agar bentrokan tidak meluas, Kapolri bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka agama bertempat di Markas Polda Sumatera Utara.
(Baca: Kapolri: Kerusuhan di Tanjungbalai Dipicu Persoalan Individu)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.