Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPT Ingin Keluarga Pelaku Teror Dirangkul

Kompas.com - 10/08/2016, 14:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius mengaku akan fokus dalam program deradikalisasi dalam upaya pemberantasan terorisme. Menurut dia, saat ini upaya deradikalisasi paling efektif untuk menekan penyebaran paham radikal.

Suhardi menjelaskan, tak lama setelah dirinya dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala BNPT, dirinya langsung menghubungi para menteri terkait untuk membantu program deradikalisasi.

Ia mengaku menghubungi Mensos Khofifah Indar Parawansa agar menugaskan salah satu pejabat Kemensos untuk membantu BNPT dalam program pendekatan sosial ke lingkungan.

Kemudian kepada Menteri Agama Lukman Hakim, Suhardi mengaku meminta agar difasilitasi kepada para ulama untuk membantu meluruskan pemahaman sempit tentang agama, terutama terkait jihad.

Suhardi juga meminta bantuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar membantu pendidikan anak-anak pelaku teror. Menurut Suhardi, keluarga pelaku teror tidak boleh dimarjinalkan.

"Kalau dimarjinalkan tentu mereka makin jauh. Kalau anak kita sentuh, siapapun teroris kalau kita rangkul keluarganya tentu ada sisi positif," kata Lukman dalam diskusi Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV, Senin (8/8/2016) malam.

Suhardi memberi contoh upaya yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah kelompok teroris Santoso. Selain operasi pengejaran sisa anggota kelompok Santoso, dilakukan pula pendekatan terhadap keluarga mereka.

Suhardi mengakui, pascatewasnya Santoso, belum tentu gerakan mereka akan melemah. Namun dengan pendekatan persuasif dan memberikan jaminan atas hak asasinya, kata Suhardi, diharapkan mereka mau turun gunung dan menjalani proses hukum.

"Dengan perlakuan baik membuat masyarakat di Poso menjadi tenang, kepercayaan masyarakat akan meningkat terhadap pemerintah," kata mantan Kabareskrim Polri itu.

Kompas TV 741 Brimob Akan Disebar di 4 Wilayah Poso
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com