Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rini Soemarno Nilai Warga yang Tinggal Dekat Pabrik Semen Hidup Tenang

Kompas.com - 10/08/2016, 06:38 WIB

REMBANG, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno, menganggap kehidupan warga Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang yang berdekatan dengan pabrik semen cukup tenang.

Rini mengatakan bahwa tidak terjadi konflik antara pro dan kontra seperti pemberitaan media selama ini.

"Kami justru prihatin terhadap laporan warga kepada Presiden RI selama ini karena Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Rembang ini merupakan desa yang menyenangkan dan warganya juga ramah, hidup tenang, dan memiliki tempat tinggal yang bagus," ujar Rini, saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Rembang, Selasa (10/8/2016).

Menteri BUMN juga sempat berkunjung ke plant site pabrik Semen Indonesia di Rembang dengan didampingi Bupati Rembang Abdul Hafid dan beberapa Direktur perusahaan BUMN seperti PLN, Bank BTN dan BRI.

Menurut dia, kondisi warga Desa Tegaldowo tidak seperti yang diberitakan di media bahwa terjadi konflik antara warga penolak dan pendukung pembangunan pabrik semen.

Bupati Rembang Abdul Hafid menjelaskan, bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Rembang saat ini mencapai 19 persen.

"Kami menargetkan angka kemiskinan tersebut bisa turun hingga 11 persen dalam jangka waktu lima tahun mendatang," ujarnya.

Untuk merealisasikannya, kata Hafid, tentu dibutuhkan dukungan pihak ketiga, khususnya terkait pemanfaatan potensi tambang dengan menggandeng pihak ketiga termasuk perusahaan BUMN Semen Indonesia untuk mendirikan pabrik di Rembang.

Hadirnya pabrik Semen Indonesia di Rembang, kata dia, memang ada yang kontra. Namun, jumlahnya disebut Hafid hanya 10 persen, sedangkan mayoritas warga justru mendukung pendirian pabrik.

"Pemkab Rembang juga mentaati segala aturan terkait pembangunan pabrik semen di Rembang," ujarnya.

Perwakilan warga Desa Tegaldowo, Dwi Joko yang berprofesi sebagai guru di hadapan Menteri BUMN mengakui, kondisinya desanya pada tahun 1988-an sangat miskin dan tidak ada jaringan listrik serta kondisi jalan yang tidak baik.

Akan tetapi, lanjut dia, sejak tahun 1996 dengan adanya penambangan di daerah tersebut, taraf hidup warga menjadi meningkat karena banyak warga yang bekerja sebagai penambang.

"Masuknya pabrik Semen Indonesia tentunya diharapkan bisa mendongkrak kemajuan desanya," ujarnya.

Terkait dampak lingkungan, dia meyakini, bisa ditangani oleh perusahaan karena saat ini dilengkapi teknologi canggih seperti halnya pabrik semen milik perusahaan pelat merah tersebut di Tuban.

Ketersediaan air di Tuban, kata dia, cukup melimpah dan sawah dapat panen hingga tiga kali dalam setahun.

Sementara warga lainnya, Tri Ningsih yang juga warga Timbrangan mengatakan, warga yang berada di ring satu yang menolak pembangunan pabrik semen saat ini berpenampilan berbeda dari warga biasanya.

"Warga yang kontra dengan pabrik semen mengenakan pakaian serba hitam dengan mengenakan sanggul kepala," ujarnya.

Pakaian tersebut, kata dia, selalu digunakan ketika sedang beraksi menolak pabrik semen.

Sebelumnya, Komnas HAM menyebut, konflik antara masyarakat dengan pihak investor pabrik semen semakin meningkat seiring dengan naiknya kebutuhan semen untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah.

Sejak 2013, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menerima pengaduan dari individu dan berbagai kelompok masyarakat terkait dengan pembangunan atau beroperasinya pabrik semen di beberapa daerah.

 

Daerah itu di antaranya Rembang, Pati, Kebumen, Sukabumi dan Tuban.

Hasil temuan Komnas HAM menyatakan bahwa terdapat dampak negatif atas keberadaan pabrik semen terhadap hak atas kesehatan, hak atas lingkungan hidup, dan hak atas air.

(Baca: Komnas HAM Minta Pemerintah dan Investor Tak Paksakan Pembangunan Pabrik Semen)

(Akhmad Nazaruddin Lathif/ant)

Kompas TV Petani: Kami Merasa Terbelenggu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pesimis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com