JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, lebih dari 51 persen jemaah haji yang berangkat ke Tanah Suci berusia lanjut.
Untuk itu, guna mempermudah perawatan apabila mereka jatuh sakit selama menjalankan ibadah, Kemenkes telah memberikan tanda khusus kepada mereka.
Tanda itu, kata Nila, terletak pada gelang yang digunakan oleh masing-masing jemaah. Ada perbedaan warna pada gelang yang digunakan yang menjadi indikasi awal jenis penyakit yang mereka idap.
"Kami beri tanda-tanda dengan gelang, merah, kuning, hijau. Jadi yang merah ini punya penyakit resiko yang tinggi," kata Nila saat menggelar konferensi pers usai melepas kloter pertama calon jemaah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (9/8/2016).
Ia menambahkan, untuk memastikan kondisi kesehatan jamaah terjaga, Kemenkes telah berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk memastikan jika suplai makanan yang diterima jemaah cukup.
Tak hanya dari sisi jumlah, melainkan juga bersih serta tepat kajian gizinya.
"Kami meminta betul dari jemaah untuk tidak membeli makanan dari luar yang berlebihan," ujarnya.
Selain itu, ia mengingatkan, bahwa kondisi cuaca di Tanah Suci cukup panas. Untuk itu, ia meminta, agar para jamaah mengkonsumsi air yang cukup, terutama ketika berada di Padang Arafah saat melaksanakan wukuf.
"Kami takutkan sekali kejadian heat stroke karena cuaca yang sangat panas sekali di sana," kata dia.
(Baca juga: Cuaca Lebih Panas, Menag Minta Jemaah Haji Jaga Kesehatan)
Nila memastikan, jika Kemenkes telah menerjunkan tenaga medis serta balai pengobatan yang cukup.
Jika ada jamaah yang mengalami sakit yang cukup berat, Kemenkes memastikan jika telah bekerja sama dengan rumah sakit yang ada di Arab Saudi.
(Baca juga: Cegah Penyebaran Virus MERS, Menkes Ingatkan Jemaah Haji Hindari Unta)