JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Liberty Sitinjak, mendatangi kantor Badan Nasional Narkotika Pusat, di Jakarta Timur, Senin (8/8/2016) sekira pukul 09.05 WIB.
Kedatangannya guna mengonfirmasi keterangan terkait dugaan adanya petugas BNN yang meminta CCTV di ruang tahanan Freddy budiman di Lapas Nusakambangan dilepas.
"Kedatangan saya ingin membantu BNN dalam masalah penyelidikan," ujar Sitinjak.
Ketika disinggung soal CCTV, Sitinjak hanya sedikit berkomentar.
"Nonton ILC lagi aja. Saya nggak mau mengulang, takut enggak sama," kata dia.
(baca: Kepolisian Bantah Mengkriminalisasi Haris Azhar Terkait Cerita Freddy Budiman)
Sementara itu, Kepala Humas BNN, Slamet Pribadi mengatakan bahwa kedatangan Sitinjak hari ini memenuhi undangan BNN untuk pemeriksaan nonpro justicia (meminta keterangan). Pemeriksaan, kata Slamet, akan dilakukan oleh Irjen Rum Murkal.
"(Sitinjak) akan diperiksa selama empat jam (hingga) lima jam, bisa sehari," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM I Wayan Dusak mengaku telah meminta klarifikasi kepada Sitinjak mengenai adanya dugaan keterlibatan oknum BNN dengan terpidana mati kasus narkotika Freddy Budiman.
Menurut Wayan, Sitinjak mengakui bahwa pada saat ia menjadi Kepala Lapas, ada permintaan dari oknum yang mengaku sebagai petugas BNN kepada salah satu pegawai di Lapas Nusakambangan.
(baca: Haris Azhar: Saya Sampaikan Keterangan Freddy ke Presiden, tetapi Tak Ada Respons)
Oknum tersebut meminta petugas lapas untuk melepas kamera pengawas yang mengarah pada ruang tahanan Freddy, yang kini telah dihukum mati.
"Ini yang belum tahu, kan bisa saja ada yang mengaku BNN, ini perlu ada pendalaman. Ini kewenangan BNN dan kepolisian kalau memang benar seperti itu, dan harus bisa dibuktikan juga," ujar Wayan Dusak di Gedung Kemenkumham, Jakarta, Selasa (2/8/2016).
Menurut Wayan, tim dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM sedang melakukan investigasi terkait dugaan tersebut.
(baca: Jokowi Minta "Curhat" Freddy Budiman Jadi Koreksi Diri Aparat)
Kasus ini muncul setelah Koordinator Kontras Haris Azhar mengungkapkan informasi pengakuan Freddy terkait keterlibatan sejumlah penegak hukum dan petugas dari lembaga negara dalam bisnis narkotika yang dikendalikan Freddy.
Dalam kesaksian itu, ada keterangan soal permintaan dari oknum BNN, Polri, dan TNI yang terlibat dalam jaringan narkoba Freddy.
Menurut Haris, Freddy menyebut ada oknum BNN yang meminta agar kamera pengawas di tempat Freddy ditahan di Nusakambangan dilepas.