Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Delay", Menhub Sebut Belum Ada Sanksi untuk Lion Air

Kompas.com - 05/08/2016, 15:59 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku belum memastikan pemberian sanksi untuk maskapai Lion Air terkait keterlambatan penerbangan atau delay di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (31/7/2016) lalu.

Kemenhub masih membahas dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, sehingga lima jadwal penerbangan mengalami delay panjang.

"Sekarang masih tahap pertama untuk pembahasan, inventarisasi masalahnya apa, PM (Peraturan Menteri)-nya apa, pada saat itu kejadiannya bagaimana. Sedang kami lakukan," kata Budi saat berkunjung ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (5/8/2016).

Budi mengungkapkan, untuk tahap berikut, Kementerian Perhubungan telah meminta PT Angkasa Pura II mengundang Lion Air untuk membahas masalah delay.

Ada jeda waktu hingga dua pekan ke depan sampai Lion Air kembali dipanggil oleh Kemenhub setelah menemui PT AP II.

"Pak Djoko (Plt Direktur Utama PT AP II Djoko Murjatmodjo) ngomong tadi, akan ketemu Lion Air. Nanti tolong dicarikan jalan keluarnya bagaimana," tutur Budi langsung kepada Djoko di sampingnya.

Sebelumnya, Lion Air mengkonfirmasi bahwa delay yang terjadi pada hari Minggu lalu di Bandara Soekarno-Hatta disebabkan masalah operasional.

(Baca: Lion Air: Penerbangan "Delay" karena Masalah Operasional)

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menjelaskan, masalah operasional yang dimaksud, salah satunya karena ada pergantian awak penerbangan atau crew yang terdampak dari delay pada Minggu siang.

Selain itu, terdapat beberapa pesawat yang mengalami masalah teknis. Sehingga, ikut terkena dampak penggatian crew pada penerbangan tujuan Lombok, Bengkulu, Surabaya dan Banjarmasin.

Adapun penerbangan Lion Air yang mengalami delay panjang hingga 12 jam yaitu:

1. JT 650 rute Cengkareng - Lombok
2. JT 630 rute Cengkareng - Bengkulu
3. JT 590, rute Cengkareng - Surabaya
4. JT 582, rute Cengkareng - Surabaya
5. JT 526, rute Cengkareng - Banjarmasin

(Baca juga: Lion Air Belum Bisa Menjamin "Delay" Tidak Akan Terjadi Lagi)

Kompas TV Maskapai Lion Air Kerap Delay, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com