Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kartini Kendeng" di Sela Pertemuan Bilateral di Istana...

Kompas.com - 03/08/2016, 11:03 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah wartawan yang bertugas meliput di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/8/2016), bersiap untuk meliput pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan delegasi tiga negara, yakni Qatar, Yordania dan Malaysia.

Rangkaian pertemuan bilateral itu dijadwalkan berlangsung mulai pukul 16.00 WIB. Biro pers Istana Kepresidenan sudah meminta wartawan bersiap 15 menit sebelumnya agar tidak terlambat mengikuti pertemuan.

Namun, saat wartawan diminta masuk ke Istana Negara, sekitar pukul 15.50 WIB, rupanya Jokowi belum melakukan pertemuan bilateral, melainkan tengah berbincang dengan para petani dari pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Saat itu, tamu delegasi yang sudah berdatangan diminta masuk terlebih dahulu ke ruang tunggu.

Pertemuan dengan petani kendeng ini tidak ada dalam agenda Presiden yang disusun biro pers sehingga sedikit mengejutkan.

Pada Selasa pagi hingga siang hari, Presiden berada di Jakarta Convention Center, Senayan, untuk membuka World Islamic Economic Forum ke-12.

Jokowi juga semula dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Qatar, Yordania dan Malaysia di JCC, tetapi belakangan tempatnya diubah menjadi di Istana.

Rupanya, di sela kesibukannya menjamu delegasi dari berbagai negara, Jokowi menyempatkan bertemu para petani dari Kabupaten Rembang yang memang sudah sejak April lalu berdemo di depan Istana.

Kelompok yang dikenal dengan "kartini kendeng" ini menuntut agar pembangunan pabrik semen di wilayah mereka dihentikan karena dapat merusak lingkungan.

Dalam aksinya, para kartini kendeng sampai mengecor kaki mereka dengan semen di depan Istana.

Bagi mereka, hal itu merupakan simbol penegasan kepada Pemerintah bahwa hadirnya semen di wilayah pertanian pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, dapat memasung dan merusak sumber kehidupan.

Mereka juga selalu menyuarakan agar bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki yang mendatangi aksi kartini kendeng di depan Istana pada April lalu, berjanji mempertemukan mereka dengan Jokowi.

Hampir empat bulan berselang, akhirnya pertemuan itu terwujud. Jokowi ditemani Teten, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi dan sekretaris pribadinya Anggit Noegroho.

"Tadi saya kira pembicaraan cukup baik. Malah bicara bahasa Jawa yang santun. Presiden sudah mendengar keluhan masyarakat kendeng tentang pembangunan pabrik semen dan ekspolitasi kawasan gunung kapur di wilayah Kendeng," kata Teten usai pertemuan.

Pertemuan pertama ini langsung membuahkan hasil. Jokowi dan para petani sepakat dilakukan kajian lingkungan strategis di pegunungan Kendeng untuk mengkaji efek pembangunan dan operasi pabrik semen di wilayah tersebut.

Teten mengatakan, kajian strategis ini akan dikoordinasi oleh Kepala Staf Kepresidenan. Kajian akan melibatkan berbagai instansi mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM hingga pemerintah daerah setempat.

Teten memperkirakan kajian bisa selesai dalam waktu satu tahun dan hasilnya akan digunakan untuk mengambil keputusan. Sementara kajian dilakukan, pabrik tidak boleh beroperasi.

"Izin eksploitasi tambangnya belum bisa, menunggu dulu diperkirakan setahun selesai," kata Teten.

Puas

Perwakilan petani Kendeng, Gunretno, mengaku puas dengan keputusan Jokowi tersebut. Ia berharap kajian bisa dilakukan secepatnya dan pabrik semen di sana menghentikan operasi untuk sementara waktu.

Gunretno mengatakan, jika kajian tidak segera dimulai, maka akan semakin banyak permasalahan yang muncul. Operasi tambang yang dilakukan pabrik semen dikhawatirkan akan merusak tata kelola air di wilayah itu.

Selain itu juga akan membuat lahan petani semakin menyempit yang berujung pada hilangnya mata pencaharian.

"Intinya karena sudah ada kesepakatan dengan Pak Jokowi, saya harap ini bisa segera dimulai ditindaklanjuti secepatnya. Semua pabrik semen izinnya harus dihentikan. Kajian lingkungan hidup strategis harus segera dimulai," Gunretno.

Pertemuan Jokowi dan para petani kendeng berakhir sekitar pukul 16.00 WIB atau tepat dengan jadwal pertemuan bilateral dengan tiga negara dimulai.

Jokowi langsung buru-buru meninggalkan Istana Negara dan beralih ke Istana Merdeka. Satu per satu, delegasi dari tiga negara mulai dari Qatar, Yordania, dan Malaysia bergantian melakukan pertemuan bilateral secara tertutup dengan Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com