Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Bagaimana Sri Mulyani Menjaga Jarak dengan Politik dan Politisi?

Kompas.com - 01/08/2016, 07:32 WIB
Kompas TV Jokowi Minta Golkar Konsisten Dukung Pemerintah
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Tidak disinggungnya dukungan Partai Golkar untuk Jokowi di Pilpres 2019 tampaknya merupakan upaya Jokowi mengambil jarak dengan Partai Golkar. Apa yang diperlihatkan Megawati dengan menolak diajak berfoto bersama di akhir acara itu adalah ungkapan lebih kuat terkait pengambilan jarak itu.

Sebagai korban rezim orde baru dengan motor utama Golkar, Megawati tahu betul bagaimana harus bersikap dan mengambil jarak dengan partai yang sekarang berganti nama itu.

Untuk urusan mengambil jarak dengan politik dan politisi, Sri Mulyani kerap menunjukkan secara terbuka ketika menjadi menteri. Ingatan saya untuk hal ini tertuju pada lapangan parkir Hall D Jakarta International Expo di Kemayoran, 20 Agustus 2009.

Malam itu, hawa terasa gerah lantaran kemarau. Lapangan parkir Hall D telah disulap seperti cawan raksasa berwana biru. Lampu-lampu dipancarkan ke panggung tempat Susilo Bambang Yudhoyono akan tampil didampingi Boeidono sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih.

Banyak anggota tim kampanye SBY-Boediono datang termasuk mereka yang selama ini tidak muncul secara fisik karena berbagai alasan. Di antara mereka adalah Murdaya Poo yang masih menjadi kader PDI-P dan Aburizal Bakrie yang partainya mencalonkan Jusuf Kalla.

Sejumlah menteri juga hadir di acara yang dirancang Fox Indonesia ini termasuk Sri Mulyani. Berbeda dengan menteri lain, tepat sesaat sebelum SBY naik panggung dengan banyak sorot lampu untuk menyampaikan pidato penerimaan, Sri Mulyani pergi. 

Tidak terkonfirmasi kenapa Sri Mulyani yang mengenakan batik warna cerah itu pergi di saat acara inti akan dimulai dan tidak kembali.

Bagi saya, sikap Sri Mulyani mengkonfirmasi upayanya mengambil jarak dengan politik dan politisi selama ini. Sri Mulyani tidak anti terhadap politik dan politisi sejauh wajar dan perlu. Jika sudah menilai tidak wajar dan terlalu, mengambil jarak dengan "pergi" adalah pilihan strategi.

Konsitensi dukungan

Terkait dukungan Partai Golkar di Pilpres 2019, pidato Jokowi di penutupan Rapimnas Golkar yang berkali-kali menekankan konsistensi daripada menyambut begitu saja dukungan.

Berkaca pada pengalaman Pilpres sejak 2014, konsitensi ini yang menjadi faktor kekalahan Partai Golkar dan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusungnya secara resmi. Sejak Pilpres 2004, 2009, dan 2014, konsistensi Partai Golkar mendukung calon presiden dan calon wakil presidennya tidak terlihat.

Di Pilpres 2004, di putaran kedua, Partai Golkar mendukung Megawati-Hasyim Muzadi dan Pilpres dimenangkan SBY-Jusuf Kalla (petinggi Partai Golkar).

Di Pilpres 2009, Partai Golkar mendukung Jusuf Kalla-Wiranto dan Pilpres dimenangkan SBY-Boediono yang didukung Aburizal dari belakang.

Di Pilpres 2014, Partai Golkar mendukung Prabowo-Hatta dan Pilpres dimenangkan Jokowi-Jusuf Kalla yang didukung petinggi Golkar lain seperti Luhut B Panjaitan.

Melihat permainan dua kaki sebagai tanda keroposnya konsistensi, mengambil jarak dan jika dirasa perlu "pergi" bisa jadi strategi. 

Hadirnya Sri Mulyani bisa menambah keberanian untuk sikap-sikap seperti ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com