Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Bagaimana Sri Mulyani Menjaga Jarak dengan Politik dan Politisi?

Kompas.com - 01/08/2016, 07:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Dilantik sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Oktober 2004, Sri Mulyani memakai RI 41. Saat perombakan kabinet pertama, November 2005, Sri Mulyani memakai RI 20 karena dipercaya menjadi Menteri Keuangan.

Dua tahun menjadi Menteri Keuangan, Mei 2008, Sri Mulyani mendapat tugas tambahan karena Boediono memilih menjadi Gubernur Bank Indonesia daripada bertahan menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Selain naik RI 20, Sri Mulyani juga kerap naik RI 12 karena jabatan yang dirangkapnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Di dua periode pemerintahan Presiden Yudhoyono, tidak ada menteri yang prestasinya seperti Sri Mulyani. Lebih istimewa lagi, di periode itu, Sri Mulyani adalah satu-satunya menteri yang dipanggil "mbak" bukan ibu. "Mbak" dipakai untuk membedakan dengan Ibu Ani Yudhoyono.

Tidak mengherankan jika Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono merekam khusus sambutannya untuk perombakan kedua kabinet kerja ini. 

Dengan suka cita, Yudhoyono memberi selamat atas pergantian menteri sambil menegaskan posisi Partai Demokrat yang didirikan dan kini dipimpinnya sebagai penyeimbang. Sri Mulyani yang enam tahun lalu dilepas dengan berat hati dan "ditangisi", secara khusus juga disebut namanya dalam rekaman ini.

Tidak hanya Presiden ke-6 RI yang angkat bicara soal Sri Mulyani. Ketua Dewan Pembina Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie yang "berseteru" dengan Sri Mulyani sebelum pergi bahkan sudah memprediksi.

Aburizal mengakui ketokohan dan kemampuan Sri Mulyani untuk jabatan yang sebenarnya tidak baru sebagai Menteri Keuangan. Aburizal berharap Sri Mulyani membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia.

(Baca: Harapan Aburizal dengan Masuknya Sri Mulyani di Kabinet Kerja)

Dari pernyataan Aburizal, tidak tergambar bagaimana suasana hatinya mengingat perseteruan lamanya dengan Sri Mulyani. Posisi Partai Golkar yang terlihat ingin sekali masuk kabinet bersamaan dengan penunjukan Sri Mulyani oleh Presiden Jokowi ini tampaknya membuat suasana campur aduk.

Terlebih lagi, sejak Aburizal digantikan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar, partai berlambang beringin ini telah menyatakan sikap untuk mendukung pencalonan Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2019.

Mengambil jarak

Dukungan itu kembali ditegaskan dalam penutupan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar, sehari setelah perombakan kedua kabinet kerja dan seorang kader Partai Golkar diakomodasi. Terkait dukungan terbuka itu, Jokowi yang hadir dalam acara itu menolak menanggapi. 

(Baca: Jokowi Tidak Tanggapi Dukungan Golkar di Pilpres 2019)

Selama pidato di acara yang juga dihadiri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu, Jokowi sama sekali tidak menyingung PIlpres 2019. Dukungan Partai Golkar disingung terkait pemerintahan periode 2014-2019, bukan Pilpres 2019.

Halaman:


Terkini Lainnya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com