JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Remotivi Muhamad Heychael mempertanyakan terpilihnya kembali petahana komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 20013-2016, Sudjarwanto Rahmat Muhammad Arifin. Kata dia, Rahmat memiliki catatan merah dalam kinerja KPI periode sebelumnya.
"Saya punya banyak data itu di web soal kinerja buruk isi siaran, sanksi yang ngaco dan sebagainya," kata Heychael saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/7/2016).
Heychael menilai terpilihnya kembali petahana menjadi pertanyaan besar bagi kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menurut dia, DPR tidak memberikan ukuran keberhasilan komisioner KPI periode sebelumnya.
(Baca: Banyak Nada Miring soal 9 Komisioner KPI, Apa Saja Latar Belakang Mereka?)
"Selama ini apa evaluasi DPR sama KPI periode lalu, kok petahana dipilih lagi. Apa ukuran keberhasilannya. Harusnya kalau dipilih lagi karena dinilai positif kan," ucap Heychael.
Sebelum uji kelayakan dan kepatutan calon komisioner KPI, Remotivi yang menjadi bagian dari Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran, mengirimkan surat ke DPR. Di dalam surat itu, DPR diminta melakukan evaluasi mengenai kinerja KPI periode sebelumnya dalam hal isi siaran dan perizinan.
"Harusnya tidak perlu diomongin itu tugas mereka melakukan evaluasi terhadap orang yang mereka pilih," tutur Heychael.
(Baca: Ini Tantangan KPI Menurut Komisioner Terpilih)
Komisi I DPR melakukan proses uji kepatutan dan kelayakan komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 2016-2019, Selasa (19/7/2016).
Dari total 27 nama, terpilih sembilan nama yang dipilih melalui proses voting. Sembilan orang tersebut mendapatkan suara terbanyak dan dinilai memenuhi kriteria penilaian yang ditentukan Komisi I.
Berikut sembilan nama komisioner KPI terpilih:
1. Nuning Rodiyah
2. Sudjarwanto Rahmat Muhammad Arifin
3. Yuliandre Darwis
4. Ubaidillah
5. Dewi Setyarini
6. H Obsatar Sinaga
7. Mayong Suryo Laksono
8. Hardly Stefano Fenelon Pariela
9. Agung Suprio
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.