Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Radikalisme, Peran Babinsa dan Bhabinkamtibmas Akan Dimaksimalkan

Kompas.com - 20/07/2016, 16:15 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana akan memaksimalkan peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dalam upaya pemberantasan terorisme.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan saat melakukan pertemuan dengan sejumlah wartawan di ruang Nakula, kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2016).

Menurut Luhut, Babinsa dan Bhabinkamtibmas akan dilibatkan terkait fungsi pengawasan di masyarakat tingkat desa atau kelurahan.

Selain mengawasi, dua institusi itu dinilai bisa mencegah meluasnya ideologi radikalisme yang melahirkan terorisme.

"Babinsa dan Bhabinkamtibmas kami libatkan dalam pengawasan. Makin banyak terlibat, makin sering kami awasi, makin kecil kemungkinan adanya serangan," ujar Luhut.

Luhut pun menjelaskan Internal Security Act atau UU Antiterorisme di Malaysia dan Singapura jauh lebih ketat daripada UU yang ada di Indonesia.

Internal Security Act itu, kata Luhut, merupakan hasil adopsi dari pola Kopkamtib atau Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban di Indonesia pada era Orde Baru.

Sementara Kopkamtib yang dulu sempat ada kemudian dibubarkan, bisa menjadi salah satu perangkat dalam melakukan pengawasan.

"Singapore dan Malaysia meniru pola Kopkamtib dengan cara mereka. Sekarang kita tidak punya apa-apa. Kita mau sok paling demokratis, nah begitu banyak yang mati baru pada kaget," kata Luhut.

Selain itu Luhut juga memandang bahwa peran Tentara Nasional Indonesia sangat dibutuhkan dalam upaya memberantas tindak pidana terorisme di Indonesia.

Luhut mengatakan, aksi terorisme telah menjadi ancaman global dan pola penanganannya tidak lagi cukup jika hanya mengandalkan satu institusi saja, yakni Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88).

Menurut dia, strategi yang paling bisa diandalkan adalah dengan menggabungkan seluruh kekuatan negara yang ada. Hal itu terbukti dengan kesuksesan satuan tugas operasi Tinombala saat memburu Santoso.

"Kami masih terus melakukan operasi penumpasan terorisme. Dalam penanganan terorisme Polri akan tetap pegang kendali, tapi kekuatan militer tidak dapat dihindari. Kedua kekuatan itu harus terintegrasi," ucap Luhut.

Luhut berharap dalam revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme akan mengatur pelibatan TNI dalam operasi pemberantasan terorisme.

Kompas TV Kepala BIN: RUU Terorisme Segera Diperbaiki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com