Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2016, 16:27 WIB
Kompas TV Jaringan Freddy Budiman Otak Sindikat Sabu?

Tak kurangi kejahatan

Beberapa pihak tetap menyerukan pemberlakuan moratorium eksekusi mati. Indonesia didesak untuk sedini mungkin menerapkan hal itu. Salah satu alasannya, antara lain, eksekusi yang dilakukan terhadap 14 terpidana mati pada 2015 lalu terbukti tidak mengurangi kejahatan narkoba di Indonesia.

"Pelaksanaan hukuman mati tanpa menunggu (selesainya) revisi undang-undang yang mengatur pidana mati sama sekali tidak bisa dibenarkan," kata Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis-Suseno akhir pekan lalu.

Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah saat ini sedang membahas Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

(Baca: Eksekusi Mati Dianggap Cara Pembalasan yang Tak Timbulkan Efek Jera)

Dalam rancangan KUHP, usulan pemerintah sudah disetujui DPR, hukuman mati disebutkan sebagai pidana pokok yang bersifat khusus dan alternatif. Disebutkan juga bahwa hukuman mati merupakan pidana yang diterapkan sebagai upaya paling akhir.

Rancangan KUHP juga mengatur penundaan pelaksanaan eksekusi hingga 10 tahun.

Hukuman itu pun bisa diubah menjadi seumur hidup atau 20 tahun penjara jika tidak ada jika reaksi masyarakat terhadap terpidana tidak terlalu besar atau terpidana menyesal dan bisa memperbaiki diri atau perannya tidak terlalu penting dalam kejahatan serta ada alasan meringankan.

Terkait hal itu, Rum mengatakan, pihaknya menerima dan menghargai seluruh masukan masyarakat. Namun, Kejagung hanyalah pelaksana undang-undang. Kejagung akan tetap melihat seluruh proses hukum yang ada. (HEI/OSA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Juli 2016, di halaman 4 dengan judul "MA Prioritaskan PK Freddy".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com