Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepakatan Indonesia-Filipina Terkait Pembajakan

Kompas.com - 02/07/2016, 09:17 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina bersepakat soal beberapa kebijakan terkait pembajakan dengan pelaku kelompok bersenjata yang terjadi berulang.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan perjanjian bilateral yang diwakilli Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kedua negara telah menghasilkan beberapa kesepakatan.

"Tadi saya sudah dengar dari Bu Menlu dan Pak Menhan. Intinya mereka sudah bertemu dengan counterpartnya di sana ada beberapa hasil dari pertemuan yang dilaporkan," ujar Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan usai rapat koordinasi mengenai pembebasan sandera WNI, di kantor Kemenkopolhukam, Jumat (1/7/2016).

(Baca: Operasi Militer Dinilai Terlalu Berisiko bagi Para Sandera)

Luhut menuturkan, Pemerintah Indonesia dan Filipina sepakat mengenai penguatan kerja sama keamanan jalur ekonomi dari Indonesia ke Filipina. Dalam perjanjian tersebut salah satunya diatur mengenai ketentuan dalam pengawalan kekuatan militer di atas kapal Indonesia yang akan menuju Filipina.

Menurut Luhut, setiap kapal Indonesia bermuatan komoditas ekonomi yang akan berlayar ke Filipina akan dikawal beberapa personel tentara.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari aksi pembajakan terulang kembali. "Pertama menyelesaikan kerjasama ke depan mengenai jalur ekonomi dari Indonesia ke Filipina. Itu isi perjanjianya misalnya menaruh orang dalam kapal. Artinya ada tentara untul mengawal," kata Luhut.

Sementara mengenai upaya pembebasan sandera, Pemerintah belum bisa memaparkan secara detail. Luhut menuturkan saat ini Pemerintah masih dalam tahap perundingan dengan Pemerintah Filipina dalam menentukan opsi mana yang akan ditempuh.

Dia menjelaskan Pemerintah bertumpu pada proses negosiasi dengan Pemerintah Filipina yang baru pimpinan Presiden Rodrigo Duterte.

(Baca: Menteri Pertahanan: Pemerintah Tak Akan Bayar Tebusan yang Diminta Penyandera)

"Mengenai pembebasan tujuh sandera itu belum banyak yang bisa saya ungkap karena kami masih melakukan perundingam opsi mana yang akan dilakukan. Kami masih bertumpu pada proses negosiasi dengan pemerintah Filipina yang baru, Rodrigo Duterte," ungkapnya.

Ditemui secara terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Pemerintah masih berusaha menjalin hubungan baik dengan Pemerintahan Duterte. Fokus yang ingin dicapai saat ini adalah terciptanya komunikasi antara kedua negara agar ke depannya bisa menjalin kerjasama dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

"Intinya kami masih terus membicarakan soal akses komunikasi dengan pemerintah mereka yang baru, jadi hubungan antarpemerintah bisa segera terjalin," ujar Retno.

Kompas TV Dua Kelompok Sandera 6 ABK TB Charles
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com