Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, Polisi Lakukan Pra-Rekonstruksi Kasus Vaksin Palsu di Bekasi

Kompas.com - 29/06/2016, 20:51 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Reserse Kriminal Polri akan menggelar pra rekonstruksi kasus vaksin palsu di Bekasi untuk tersangka Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina.

Pra rekonstruksi pertama itu dilakukan di kediaman pasangan suami istri tersebut di Perumahan Kemang Pratama Regency, Jalan Kumala 2 M29, RT 09/05, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

"Besok ada pra-rekonstruksi di rumah Kemang Regency Bekasi," ujar Kepala Bareskrim Polri Irjen Pol Ari Dono Sukmanto di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (29/6/2016) malam.

Rencananya, pra-rekonstruksi akan digelar pukul 13.00 WIB. Kegiatan itu akan berlangsung tertutup. Sementara pra rekonstruksi di tempat lain belum diagendakan.

(Baca: Ini Alasan Bareskrim Enggan Ungkap Nama Rumah Sakit yang Langganan Vaksin Palsu)

Hidayat dan Rita ditangkap penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri pada Selasa (21/6/2016) malam, di rumah mereka. Mulanya, mereka mengelak disebut produsen vaksin palsu.

Namun, setelah dilakukan penggeledahan, ditemukan ribuan botol vaksin yang disembunyikan di ruang mushola dan kamar tidurnya.

Sepengetahuan tetangganya, Hidayat merupakan manager di salah satu pabrik otomotif. Sedangkan Rita pernah bekerja sebagai perawat di RS Hermina Bekasi sejak 1998-2007.

Hidayat dan Rita merupakan dua dari tujuh produsen vaksin palsu yang ditangkap Bareskrim Polri. Sementara jumlah tersangka yang sudah diciduk sebanyak 16 orang.

(Baca: Bareskrim Telusuri Nama Anak-anak Penerima Vaksin Palsu)

Selain produsen, ada pula yang berperan sebagai distributor dan pencetak label vaksin palsu. Agung menduga masih ada pelaku lain yang berkeliaran di sejumlah daerah terkait vaksin palsu.

Oleh karena itu, Bareskrim mengerahkan penyidik di daerah untuk membantu gerak reserse pusat. Distribusi vaksin palsu beredar di sekitaran Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Semarang, Banten, Medan, Aceh, dan Padang.

Sementara itu, fasilitas kesehatan yang baru diketahui berlangganan vaksin palsu yakni empat rumah sakit di Bekasi, dua klinik, dua apotek, dan satu toko obat.

(Baca: Vaksin Diduga Palsu Ditemukan di Dua Klinik Swasta Semarang)

Terungkapnya kasus ini berawal dari fakta lapangan banyaknya anak yang kondisi kesehatannya terganggu usai diberi vaksin.

Selain itu, ada pula laporan pengiriman vaksin balita di beberapa puskesmas yang mencurigakan. Bareskrim Polri pun menangkap produsen vaksin yang tidak memiliki izin.

Dalam seluruh penggeledahan, penyidik mengamankan barang bukti, yakni 195 sachet hepatitis B, 221 botol vaksin polio, 55 vaksin anti-snake dan sejumlah dokumen penjualan vaksin.

 

Kompas TV Bayi Yang Diduga Korban Vaksin Palsu Membaik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi 'Online' ke Calon Pengantin

Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi "Online" ke Calon Pengantin

Nasional
Garuda Indonesia 'Delay' 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Garuda Indonesia "Delay" 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Nasional
Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Nasional
Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Nasional
Menakar Legitimasi PBNU Kelola Tambang

Menakar Legitimasi PBNU Kelola Tambang

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Kemenag Agar Tak Ada Keterlambatan Kepulangan Kepulangan Jemaah Haji

Timwas Haji DPR Minta Kemenag Agar Tak Ada Keterlambatan Kepulangan Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com