Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipajaki 10 Persen, Pengusaha Karet Curhat ke Jokowi

Kompas.com - 24/06/2016, 13:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) meminta Presiden Joko Widodo meninjau Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2007.

Perpres tersebut mengatur pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen untuk komoditas pertanian dan perkebunan.

Permintaan itu disampaikan langsung ketika para pengurus Gapkindo bertemu Presiden Jokowi di Istanan Negara, Jumat (24/6/2016).

"Kami imbau PPN untuk hasil perkebunan dan pertanian itu bisa ditunjau. Karena 10 persen PPN itu sangat berat," ujar Ketua Gapkindo Munarji Soedargo, usai bertemu Jokowi.

"Kami tidak bermimpi dibebaskan dari PPN itu. Kami hanya minta PPN hasil pertanian dan perkebunan itu tidak usah dipungut saja," kata dia.

Munarji menjelaskan, Perpres itu awalnya membebaskan produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang akan diekspor, bebas dari pajak 10 persen.

Namun, pada 2014, Mahkamah Agung melalui Keputusan MA Nomor 70 Tahun 2014, memutuskan membatalkan sebagian Perpres itu.

Akibatnya, produk pertanian dan perkebunan yang diekspor tetap dikenakan pajak 10 persen, sementara sektor lain tidak.

Munarji mengatakan, pembebasan komoditas pertanian serta perkebunan dari PPN itu bukan semata untuk kepentingan pengusaha karet. Melainkan petani karet.

"Semua yang kami sampaikan itu demi kelancaran perdagangan karet yang semua itu memberikan kebaikan, tidak hanya bagi pelaku seperti kami. Tapi bagi petani," ujar dia.

Lantas, apa respons Jokowi atas permintaan itu?

Munarji mengatakan, Presiden memahami betul kegelisahan para pemangku kepentingan di industri karet.

"Presiden cepat sekali, tadi memikirkan membantu apa solusi yang terbaik supaya win-win solution. Itu membuat kami besar hati karena ditanggapi baik," ujar Munarji.

Pertemuan antara pengurus Gapkindo dengan Presiden tersebut digelar di Istana Negara. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno turut mendampingi pertemuan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com