Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Larangan Terbang ke Eropa

Kompas.com - 23/06/2016, 08:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Otoritas Penerbangan Indonesia dinilai oleh EU tidak dapat memenuhi persyaratan regulasi penerbangan sipil internasional mengacu kepada hasil USOAP ICAO.  

Dengan demikian, kesimpulannya adalah bahwa Indonesia dinilai oleh EU sebagai un-safe, tidak aman dalam penyelenggaraan atau pengoperasian penerbangan sipilnya. Itu sebabnya, maka pada awalnya, seluruh maskapai penerbangan Indonesia telah dilarang terbang ke wilayah Eropa.  

Ditambahkan pula dengan anjuran agar seluruh warga Eropa dalam bepergian harus menghindar untuk menggunakan maskapai penerbangan yang tidak aman tersebut. 

Anehnya adalah, seluruh maskapai penerbangan Eropa tidak dilarang untuk terbang datang dan atau melewati wilayah udara Indonesia yang dinilai tidak aman alias berbahaya itu.  

Kesimpulan orang awam adalah, maskapai penerbangan Eropa memang pasti tidak akan meninggalkan Indonesia, karena peluang pasar yang sangat merangsang dalam industri angkutan udara di dan dari Indonesia.

Lebih jauh lagi yang menambah keanehan adalah yang di-ban itu otoritas penerbangan Indonesia, kemudian yang dicabut larangan terbangnya ke Eropa adalah maskapai penerbangannya. 

Believe it or not, itulah yang terjadi sebagai sebuah kenyataan yang dapat disaksikan bersama sampai dengan saat ini. Untuk sedikit membantu dalam mencerahkan sedikit tentang keanehan itu, mungkin bagus juga untuk diamati beberapa catatan dibawah ini:

  • Tahun 2011, Lion Air membeli 230 pesawat Boeing 737 senilai Rp 195,2 triliun yang merupakan kontrak terbesar sepanjang sejarah pabrik Boeing, yang ternyata sekaligus, menurut Presiden Obama telah menciptakan 100.000 lebih lapangan kerja di Amerika Serikat di saat Amerika tengah menghadapi kelesuan pertumbuhan ekonominya (BBC, 18 Nopember 2011).
  • Tahun 2013, Lion Air memesan 234 pesawat jet penumpang Airbus. Kantor kepresidenan Perancis mengatakan nilai pemesanan dengan nilai 23,8 miliar dollar AS itu adalah yang terbesar dalam sejarah AIrbus. (BBC, 18 Maret 2013).  Padahal saat itu Lion Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang tengah “dilarang” untuk terbang ke Eropa. Artinya, EU menjual ratusan pesawat terbang kepada maskapai penerbangan Indonesia yang dinilainya tidak “safe” itu.
  • Tahun 2014, perusahaan Lion Group tercatat sebagai pemesan terbanyak pesawat ATR (Avions de Transport Regional) yaitu sebanyak 100 pesawat (Merdeka.com, Nopember 2014). Tahun yang sama saat Lion Air juga tengah dilarang untuk terbang ke Eropa.
  • Garuda Indonesia, baru-baru ini juga telah memesan 60 pesawat Boeing dan 30 pesawat Airbus yang mencapai angka 20 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 266,3 triliun.
  • Tahun 2013, Garuda Indonesia juga telah menandatangani perjanjian kerja sama tripatrit untuk pemesanan 25 pesawat ATR72-600 senilai 625 juta dollar AS setara  Rp 7,2 triliun. Kerja sama tersebut adalah antara Garuda dengan pabrik pesawat Avions de Transport Regional (ATR) dan Nordic Aviation Capital (NAC), perusahaan yang berkedudukan di  Perancis dan Italia.
  • Sementara itu, telah terjadi kecelakaan pesawat terbang Airbus Air Asia 8501 tanggal 20 Januari 2015 di laut Jawa yang menewaskan 162 orang, co-pilot-nya adalah seorang berkebangsaan Perancis, Remi Emmanuel Plesel. Untuk diketahui sepuluh tahun belakangan ini cukup banyak pilot dari luar negeri termasuk dari Eropa yang bekerja di Indonesia.
  • Tanggal 4 April 2016 terjadi tabrakan pesawat terbang Boeing dari Batik Air dengan pesawat ATR Trans Nusa di Halim Perdanakusuma.
  • Airbus, Boeing dan ATR adalah pesawat terbang yang telah, sedang, dan akan dibeli oleh banyak maskapai penerbangan di Indonesia dengan jumlah mencapai angka ratusan.   Ketiganya sudah mengalami kecelakaan, Airbus masuk laut Jawa, Boeing dan ATR tabrakan di Halim.
  • Dua bulan setelah tabrakan Boeing Batik Air versus ATR Trans Nusa di Halim, tanggal 16 Juni 2016 EU, mengumumkan tentang dicabutnya larangan terbang bagi maskapai Citilink, Batik Air dan Lion Air.

Catatan-catatan tersebut di atas adalah memang sebuah gambaran dan refleksi dari alur perjalanan dinamika dunia penerbangan sipil komersial di Indonesia yang tengah bergejolak sebagai sebuah pasar yang sangat menggiurkan para “business man” dari segenap penjuru dunia.  

Setelah EU (produsen Airbus dan ATR) mencabut larangan terbangnya, kini tentu saja ditunggu Otoritas Penerbangan Sipil Amerika Serikat (produsen Boeing) yang juga tengah bersiap untuk menaikkan kembali Indonesia dari Kategori 2 ke Kategori 1. 

Pelanggan istimewa memang layak memperoleh pelayanan yang istimewa pula, karena satisfied customer is the business strategy of all. Bisnis dalam dunia penerbangan yang menggulirkan uang jutaan dollar AS memang kerap menjadi agak sulit juga untuk dapat dipahami dalam kerangka akal sehat dan logic thinking

Logis atau tidak sepertinya memang sudah tidak menjadi sesuatu yang penting lagi. Semua yang berhubungan tentang uang, Mark Twain mengatakannya, bahwa the lack of money is the root of all evil.  

Itu pula sebabnya, menjadi sulit untuk dapat memahami semua tentang segala sesuatu mengenai EU ban yang kemudian dicabut dan juga tentang kategorisasi FAA yang konon juga akan segera selesai dalam waktu dekat mendatang.

Muncullah pendapat atau opini yang membingungkan, kenapa di-ban dan kenapa di downgrade ke Kategori 2, serta mengapa pula kemudian ban dicabut serta mengapa kembali ke Kategori 1 lagi? 

Ini memang sebuah opini dan tidak dapat diragukan bahwa sebuah opini atau pendapat jelas-jelas akan selalu berbeda satu dengan lainnya, seperti pernah dikatakan oleh Douglas Adam: All opinion are not equal. Some are very great deal more robust, sophisticated and well supported in logic and argument than others.

Hal yang paling penting dari kesemua itu sebenarnya adalah harus disadari dengan penuh kejujuran bahwa yang tengah diperdebatkan dan yang tengah terjadi belakangan ini hanyalah sebuah puncak dari gunung es,  tip of the iceberg, dari demikian banyak persoalan dunia penerbangan Indonesia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com