Restu Aburizal
Namun, rupanya Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie belum setuju dengan keputusan partainya untuk mendukung Ahok. Berbeda dengan pernyataan Yorrys, Aburizal menegaskan bahwa dukungan terhadap Ahok baru datang dari DPD Golkar DKI belum dibahas di tingkat DPP dan Dewan Pembina.
"Belum ada. Kan di dalam struktur yang baru itu, mesti diusulkan DKI, diputuskan DPP. Antara DPP dan Ketua Dewan Pembina berkoordinasi," kata Aburizal di Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Aburizal pun menegaskan sejauh ini belum ada pembahasan di tingkat DPP ataupun Dewan Pembina terkait dukungan ke Ahok. Surat dari DPD Golkar DKI yang menyatakan mendukung Ahok pun belum diterima.
"Tunggu suratnya, dirapatkan DPP bersama Dewan Pembina," ujarnya.
(Baca: Aburizal Sebut Tak Mungkin Golkar Dukung jika Ahok Maju lewat Jalur Independen)
Jika nantinya DPP dan Dewan Pembina Golkar tak setuju dengan keputusan mendukung Ahok, bisa saja keputusan itu dibatalkan. Namun, apabila Golkar memutuskan mendukung Ahok, mantan Bupati Belitung Timur itu harus maju melalui jalur partai.
"Kan Pak Ahok sudah pilih jalur independen. Jadi, kalau Golkar mau usung, tentu cari yang di jalur partai," kata dia.
Tak lupa, Aburizal mengingatkan bahwa kewenangannya sebagai Ketua Dewan Pembina untuk memberikan pertimbangan soal isu strategis seperti cagub DKI cukup besar. Aburizal menyebut pertimbangan yang diberikannya wajib dilaksanakan DPP.
Namun, catatan Kompas.com, dalam AD/ART yang disahkan pada Munaslub di Bali lalu, pertimbangan yang diberikan Dewan Pembina hanya wajib dipertimbangkan secara sungguh-sungguh.
Ujian Novanto
Bukan rahasia lagi jika sebelum lengser sebagai Ketua Umum di Munaslub Bali, Aburizal mempunyai kekuatan yang luar biasa di Partai Golkar. Terpilih pada Munas Riau 2009, Aburizal terpilih kembali secara aklamasi di Munas Bali 2014.
Para kader Golkar penentangnya dipecat dari partai, termasuk yang mengabaikan keputusan untuk mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014 lalu. Namun, akibat konflik Golkar yang berkepanjangan, Aburizal pun rela menggelar munaslub di Bali dan terpilihlah Setya Novanto sebagai ketua umum.
Terpilihnya Setya Novanto pun tak bisa dilepaskan dari peran Aburizal yang masih cukup kuat pengaruhnya. Setidaknya, Priyo Budi Santoso yang ikut bertarung di Munaslub Golkar mengaku mengalihkan dukungan suaranya ke Novanto karena lobi-lobi yang dilakukan bos Bakrie Group itu.
(Baca: anyak Pendapat soal Dukungan untuk Ahok, Novanto Minta Kader Golkar Rukun)
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Idil Akbar, menilai, sikap Aburizal yang belum menyetujui dukungan terhadap Ahok ini akan menjadi ujian pertama Novanto.
Jika Partai Golkar pada akhirnya benar-benar mendukung Ahok, bisa dibilang pengaruh Novanto sebagai ketua umum terbukti dan Golkar akhirnya bisa lepas dari bayang-bayang Aburizal.
Namun, jika dukungan terhadap Ahok batal, bisa dipastikan Aburizal masih menjadi orang nomor satu di Partai Golkar. Idil sendiri memprediksi, sosok Aburizal yang telah berjasa memenangkan Novanto masih akan memiliki andil yang besar dalam penentuan cagub DKI.
"Novanto saya kira akan menjadi sosok yang tak tahu terima kasih jika menentang harapan Aburizal atas Golkar dalam Pilgub DKI dengan memaksakan Golkar mendukung Ahok sebagai calon," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.