Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan untuk Komjen Tito Karnavian di Tengah Prestasi Pemberantasan Terorisme

Kompas.com - 17/06/2016, 07:10 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

Kompas TV Komjen Tito Karnavian Calon Tunggal Kapolri

Dari penyergapan-penyergapan tersebut, 5 orang tewas tertembak, 1 orang luka tembak, 28 orang ditahan. Sebanyak 13 orang ditangkap di Aceh Besar dengan dugaan melakukan latihan militer. Sementara itu, 15 orang di antaranya korban salah tangkap.

2. Penggerebekan teroris di Cawang dan Cikampek

Kasus kedua, penggerebekan kelompok teroris di Cawang, DKI Jakarta, dan Cikampek, Provinsi Jawa Barat, tahun 2010. Operasi Densus 88 pada tanggal 12 Mei 2010 ini diawali dari penggerebekan tiba-tiba di Cawang (Jakarta Timur).

Sempat terjadi penembakan dan menewaskan tiga orang yang diduga polisi sebagai pelaku kejahatan terorisme. Operasi penggerebekan kemudian berlanjut ke Cikampek. Baku tembak juga terjadi dan menewaskan dua orang yang diduga polisi terlibat aksi terorisme. Satu orang ditahan.

Identitas keenam orang terduga teroris tersebut sebelum dan pada saat penggerebekan tidak diketahui. Pasca-penangkapan, barulah pihak kepolisian mengeluarkan beberapa nama.

3. Perampokan Bank CIMB Medan

Kasus ketiga, operasi penangkapan kelompok perampokan Bank CIMB Medan dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, Provinsi Sumatera Utara, tahun 2010.

Pasca-perampokan Bank CIMB Niaga Medan, Densus 88 melakukan operasi penyergapan sejumlah orang yang diduga terlibat. Selama operasi tersebut, sekitar 18 orang ditahan, 6 orang mengalami luka tembak, 1 orang diintimidasi, dan 10 orang tewas ditembak.

Kemudian, pada 19 September 2010, Densus 88 melakukan penangkapan di Belawan, Tanjung Balai, Percut Sei Tuan, dan Hamparan Perak Medan. Empat orang mengalami luka tembak dan dirawat di RS Deli Medan.

Seorang di antaranya bernama Khairul Ghazali ditangkap pada saat shalat. Tiga orang tewas tertembak serta tiga orang telah dibebaskan karena tidak terdapat bukti yang kuat.

Tanggal 19 September 2010, di Kota Rantang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, Densus 88 menembak dan menangkap Marwan, yang diduga kuat sebagai otak perampokan Bank CIMB Bank Niaga. Setelah penangkapan Marwan, Densus 88 melanjutkan operasi ke rumah istri Marwan di Gang Bilal, Hamparan Perak, Deli Serdang.

Di rumah Marwan, Densus 88 menembak Anton Sujarwo dan Eben alias Abah di bagian kaki. Selain itu, Densus 88 juga menangkap Kasman Hadiyono (kakak ipar Marwan). Setelah menjalani interogasi di Markas Brimob Kelapa Dua Jakarta, Kasman Hadiyono akhinya dibebaskan karena tidak terbukti terlibat kasus terorisme.

4. Penggerebekan Noordin M Top

Kasus keempat, anggota Densus 88 melakukan penggerebekan terhadap sebuah rumah yang diduga tempat persembunyian DPO kasus teroris Noordin M Top di Desa Kepuhsari, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, pada 17 September 2009. Dalam penggerebekan tersebut, empat orang yang diduga teroris meninggal dunia.

Aksi yang memakan waktu hampir tujuh jam berawal dari penangkapan Rohmat. Keempat korban tewas dengan sejumlah luka tembak pada bagian tubuh mereka.

Keempat korban tersebut ialah Urwah alias Bagus Budi Pranoto, Ario Sudarso alias Aji, dan Hadi Susilo alias Adib.

5. Penggerebekan teroris di Cempaka Putih

Kasus kelima, anggota Densus 88 melakukan penggerebekan terhadap Safudin Zuhri dan M Syahrir di sebuah rumah indekos di Jalan Semanggi I RT 02 RW 03, Cempaka Putih, Ciputat.

Dalam penggerebekan tersebut, kedua korban, Safudin Zuhri dan M Syahrir, tewas akibat luka tembak yang dilakukan oleh anggota Densus 88. Pihak kepolisian beralasan terpaksa menembak korban karena berusaha melakukan perlawanan saat akan dilakukan penangkapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com