Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Kode Morse THR

Kompas.com - 16/06/2016, 18:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Keduanya mengembangkan alat komunikasi yang pada prinsipnya adalah berupa sebuah sistem yang terdiri dari transmitter (pemancar) dan sebuah receiver (penerima).  

Alatnya sendiri dikenal sebagai sebuah alat yang cukup unik mirip sebuah alat pemukul yang digunakan untuk mengetuk. Ketukan itulah yang memberikan kode-kode titik dan garis yang kemudian diterjemahkan untuk dapat diterima sebagai berita.  

Sejak itu kode morse telah digunakan luas di seluruh dunia sebagai alat berkomunikasi yang sangat cepat dan efisien.  Alat ini dikenal sebagai radio telegrafi  yang menggunakan kode morse.  

Radio telegrafi menggunakan morse code ini telah menjadi peralatan komunikasi yang sangat vital sejak berlangsungnya Perang Dunia kedua.  Kode Morse telah digunakan lebih dari 160 tahun, sebuah rekor yang tidak mungkin dipecahkan oleh sistem manapun dalam penggunaan kode elektris sebagai sebuah sistem komunikasi.

Peralatan tersebut terutama sekali dipergunakan oleh kapal-kapal perang untuk berhubungan dengan pangkalan induknya dan atau juga digunakan sebagai alat komunikasi antar kapal perang.  

Kode Morse masih tetap digunakan sebagai standar internasional dalam masyarakat maritim dunia, setidaknya dalam penggunaan distress message, pesan keadaan darurat sampai dengan tahun 1999.  

Setelah itu kode morse tidak digunakan lagi menyusul modernisasi komunikasi yang kemudian dikenal sebagai  Global Maritime Distress Safety System yang sudah menggunakan satelit dan sistem digital.  

Tidak banyak orang menduga atau mengantisipasi bahwa kode morse yang sudah terbukti efisiensinya akan begitu cepat menghilang diganti oleh teknologi yang jauh lebih modern.  

Sampai pada tahun 2015 yang lalu USAF, Angkatan Udara Amerika masih menjaga keberadaan kode morse yang fenomenal itu dengan tetap melatih 10 anggotanya setiap tahun untuk tetap menguasai kode morse.

Para penggemar radio amatir pada umumnya mengenal dan menguasai Internasional Morse Code ini. Salah satu persyaratan untuk memperoleh lisensi bagi penggemar radio amatir adalah harus memiliki kemampuan minimal menangkap lima huruf per menit.  

Itu sesuai dengan standar yang diharuskan oleh penggemar radio amatir di Amerika Serikat yaitu yang mengacu kepada  regulasi dari Federal Communication Comission.  

Kode Morse juga telah dipergunakan secara luas sebagai alat bantu komunikasi bagi para penderita disabilitas.  

Para tuna netra dapat dengan lebih mudah menggunakan pendengarannya untuk berkomunikasi. Demikian pula para penderita tuli bisu, dapat memanfaatkan kode morse dalam bentuk visual yang digunakan sebagai alat berkomunikasi.  

Masih banyak lagi kode morse digunakan dalam aspek kehidupan umat manusia di permukaan bumi ini.  Mungkin Samuel FB Morse tidak menduga sama sekali bahwa hasil temuan dan namanya (morse) itu nyaris menjadi abadi, bermanfaat dan digunakan secara luas  di seluruh dunia. 

Itulah refleksi dari sebuah kehidupan, seperti yang dikatakan oleh seorang motivator kenamaan, Dennis P Kimbro bahwa : “Life is 10% what happens to us and 90% how we react to it.”              

Sebagai penutup dan akhir dari tulisan ini,  perlu disampaikan bahwa kode morse yang terkenal dan sering dibunyikan pada belakangan ini dan akan selalu terdengar di pertengahan dan menjelang akhir bulan ramadhan, bukanlah SOS ( … _ _ _ …)  did did did da da da  did did did akan tetapi THR (__…. . __..) da did did did did did da did did.   

Ya, benar sekali ……..THR alias Tunjangan Hari Raya !
 
Jakarta 16 Juni 2016,
Chappy Hakim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Menkopolhukam Gandeng Tangan Jaksa Agung dan Kapolri Lalu Beri Pesan: Ingat, Sudah Gandengan Lho...

Momen Menkopolhukam Gandeng Tangan Jaksa Agung dan Kapolri Lalu Beri Pesan: Ingat, Sudah Gandengan Lho...

Nasional
Jajak Pendapat Litbang 'Kompas': 72,6 Persen Responden Minta Pelibatan Masyarakat dalam Revisi UU MK

Jajak Pendapat Litbang "Kompas": 72,6 Persen Responden Minta Pelibatan Masyarakat dalam Revisi UU MK

Nasional
Bareskrim Sebut Caleg PKS di Aceh Tamiang Berperan Jadi Pengendali Narkoba

Bareskrim Sebut Caleg PKS di Aceh Tamiang Berperan Jadi Pengendali Narkoba

Nasional
Wakil Ketua Banggar Sarankan DPR Bentuk Lembaga Independen untuk Hasilkan Kebijakan Anggaran secara Akurat 

Wakil Ketua Banggar Sarankan DPR Bentuk Lembaga Independen untuk Hasilkan Kebijakan Anggaran secara Akurat 

Nasional
PKS Akan Pecat Calegnya yang Ditangkap karena Kasus Narkoba di Aceh Tamiang

PKS Akan Pecat Calegnya yang Ditangkap karena Kasus Narkoba di Aceh Tamiang

Nasional
Jaksa Agung-Kapolri Hadir di Istana di Tengah Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Jaksa Agung-Kapolri Hadir di Istana di Tengah Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Nasional
Bareskrim Tangkap Caleg PKS di Aceh Tamiang Terkait Kasus Narkoba

Bareskrim Tangkap Caleg PKS di Aceh Tamiang Terkait Kasus Narkoba

Nasional
KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

Nasional
Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Nasional
Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Nasional
Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Nasional
KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

Nasional
Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com