Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

"Price" Versus "Value"

Kompas.com - 10/06/2016, 19:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Sebuah pemikiran yang berorientasi kepada keselamatan penerbangan, yang patut dipertimbangkan untuk dilakukan juga di Halim.  

Berdekatan dengan runway Halim, bahkan terdapat 3 buah lapangan golf, yang sangat wajar satu atau dua diantaranya dapat dialih fungsikan untuk menambah infra struktur penerbangan di kawasan Halim.  

Sebuah pemikiran yang berorientasi kepada keselamatan penerbangan sipil komersial dan sekaligus dapat menambah ruang bagi latihan terbang Angkatan Udara untuk dapat keluar dari himpitan sebagai akibat terdesak oleh traffic penerbangan sipil komersial di Halim.

Angkatan Udara sendiri sudah sejak lama memiliki masalah terutama dalam posisinya yang harus  bersikap menghadapi persoalan Pangkalan Udara Halim.  

Angkatan Udara sudah sejak tahun 1965 berada dalam kekelaman yang parah dan masih belum berhasil atau mampu untuk memposisikan dirinya agar dapat memperoleh perhatian dan kepercayaan untuk bisa berdiri setara dengan Angkatan lainnya.  

Angkatan Udara sepertinya masih belum dilihat “cukup penting” keberadaannya di negeri ini.   Sistem pendidikan dan pembinaan di Angkatan Udara pun ternyata belum mampu mencetak perwira-perwira  yang  pantas untuk dapat memperoleh kepercayaan menduduki posisi strategis termasuk untuk jabatan Panglima TNI.  

Angkatan Udara belum mampu menghasilkan perwira-perwira yang cukup handal untuk dapat bernegosiasi dalam adu kepentingan dengan para pengelola penerbangan sipil komersial. 

Terutama sekali saat Halim di “fait accompli” harus membantu kesemrawutan penyelenggaraan penerbangan sipil komersial yang terjadi di SHIA.  

Di situlah Halim kemudian dilihat “hanya” sebagai fasilitas dan sarana yang sudah sepantasnya digunakan untuk penerbangan komersial saja.  

Penerbangan komersial yang kemudian terlihat tidak hanya berhimpitan dengan dimensi ekonomi, tetapi juga merambah ke politik dan dunia bisnis.  

Angkatan Udara dalam hal ini memang tidak pernah berhasil dalam mencetak perwira-perwira yang berkemampuan berkiprah dalam kancah sosial politik. Angkatan Udara juga tidak mampu mencetak perwira-perwira yang handal dalam berbisnis. 

Karena hal itu semua (sosial politik dan bisnis) memang tidak ada hubungannya dengan profesionalitas dan tugas serta keberadaan dari sebuah Angkatan Udara.  

Pada titik ini, terasa sekali makna “kebenaran” dari ucapan  Warren Buffett , seorang pemodal sukses di dunia yang berkata, “ We simply attempt to be fearful when others are greedy and to be greedy only when others are fearful.” 

Dalam konteks ini siapa yang “fearful” dan siapa pula yang “greedy” kiranya sudah sangat jelas terlihat di permukaan dan kiranya tidak memerlukan pembahasan lebih jauh.  

Orang akan lebih cepat dan mudah memilih hal yang memberikan keuntungan finansial langsung di depan mata dari pada harus mencoba untuk memahami tentang aspek Hankamneg dan martabat bangsa yang terasa jauh sekali di awang-awang.  

Untuk tugas-tugas menjaga kedaulatan negara di udara, mungkin harus menunggu sampai terciptanya sebuah kementrian penerbangan nasional yang dipimpin oleh orang sekelas ibu Susi yang telah sukses dalam unjuk kerja di garis garda terdepan dalam memimpin pelaksanaan tugas suci menjaga kedaulatan negara di laut.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan sebuah kalimat yang sarat makna : ”Price is what you pay and Value is what you get” .

Jakarta 10 Juni 2016

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com