Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghadapi Wartawan? Jangan Lakukan 3 "Dosa" Ini!

Kompas.com - 03/06/2016, 17:59 WIB

KOMPAS.com - Mulutmu harimau. Peribahasa tersebut sangat cocok untuk menggambarkan betapa harus hati-hatinya menjadi narasumber atau juru bicara yang menjawab pertanyaan wartawan atau wawancara media massa. Salah kata, fatal akibatnya.

"Kalau bisa memilih, saya pasti memilih menghadapi investor, sesulit apa pun atau nasabah sebawel apa pun, dibandingkan harus menghadapi wartawan. Saya enggak ngerti harus bicara apa dan bagaimana harus berbicara kepada mereka".

Itu satu contoh curahan hati (curhat) di atas berasal dari seorang direktur bank terkenal. Faktanya, memang, jika Anda saat ini berada dalam hierarki manajemen, divisi komunikasi, maupun juru bicara dalam sebuah institusi publik— seperti dalam curhatan di atas, misalnya direktur bank—, salah satu tantangan dalam pekerjaan Anda pasti bertambah. Sewaktu-waktu, wartawan bisa menghampiri Anda untuk dijadikan narasumber pemberitaan terkait institusi Anda. Itu "pekerjaan tambahan" Anda, kelak!

Tapi, apakah memang wartawan itu makhluk "menakutkan"? Yang bisa "mencium" kegugupan dan betapa groginya seorang narasumber? Apakah memang sesulit itu menghadapi wartawan?

Tidak, kata Feby Siahaan, penulis buku I Can Smell Your Blood: 42 Kesalahan Fatal Pejabat, Top Managers, dan Juru Bicara Ketika Menghadapi Wartawan. Hanya saja, menurut Feby, Anda perlu memahami cara pikir dan keinginan wartawan.

"Wartawan dan media bukanlah public relations pribadi narasumber," lanjut Feby.

Saat datang untuk meliput, wartawan tidak datang dengan tangan kosong. Umumnya mereka sudah memiliki "bayangan" angle artikel yang akan ditulisnya, narasumber yang akan ditanyai, dan pertanyaan yang hendak dilontarkannya.

Menurut mantan wartawan dan pelatih media handling ini, ada tiga kesalahan umum "terparah" yang sering dilakukan narasumber ketika menghadapi wartawan.

"Saya temukan bahwa narasumber, baik itu juru bicara, board of directors, pejabat, atau siapa pun yang menjadi sumber informasi media, memiliki kecenderungan melakukan kesalahan yang sama," jelas mantan wartawan Tempo ini.

Diambil dari 42 kisah dalam buku I Can Smell Your Blood ini, berikut inilah tiga kesalahan yang kerap dibuat para narasumber:

1. Berbicara Terlalu Banyak atau Terlalu Sedikit

Banyak narasumber berpikir bahwa semakin banyak berbicara akan makin banyak ucapannya akan dimuat oleh media. Hal itu dianggap semakin mempermudah pekerjaan si wartawan.

Nah, Anda perlu waspada jika Anda juga memiliki pemikiran "apa pun yang saya bilang, pasti ditulis semua". Itu salah, sangat salah. Semua informasi yang keluar dari bibir narasumber, tentu akan melewati proses "penyaringan" lagi oleh wartawan.

Semakin banyak Anda bicara, malah semakin besar peluang Anda "kebablasan" bicara dan kemudian terperangkap pada blunder pernyataan. Informasi yang menurut Anda "aman-aman saja", bisa jadi, malah akan terus dikorek dan menjadi "umpan" wartawan saat Anda "kelepasan".

Sebaliknya, terlalu sedikit atau pelit berbicara bisa membuat wartawan lebih memilih narasumber lainnya. Hasilnya, Anda gagal dapat publikasi gratis. Padahal, bicara tangkas, lugas, dan to the point tidak ada ruginya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com