Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Densus 88 Disarankan Ubah Pola Pendekatan dalam Pemberantasan Terorisme

Kompas.com - 01/06/2016, 14:20 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar menilai, Detasemen Khusus 88 Antitteror Polri telah melakukan pendekatan yang salah dalam memberantas teroris di Tanah Air.

Alih-alih melakukan program deradikalisasi, pemberantasan terorisme yang dilakukan justru berpotensi melahirkan teroris baru.

Hal itu disampaikan Dahnil saat rapat dengar pendapat umum dengan Pansus Revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di Kompleks Parlemen, Rabu (1/6/2016).

Ia mencontohkan, pendekatan yang dilakukan Densus yakni saat menangani kasus terduga teroris, Siyono.

Setelah Siyono tewas dalam proses penyelidikan, Densus menyerahkan uang Rp 100 juta kepada istrinya, Suratmi.

Namun, uang itu diserahkan kepada PP Muhammadiyah dan Komnas HAM untuk selanjutnya dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Pendekatan yang dilakukan itu justru hanya akan memproduksi teroris baru," kata Dahnil.

Oleh karena itu, dalam revisi UU Antiterorisme, Dahnil menekankan, pentingnya perbaikan pendekatan yang dilakukan oleh Densus 88.

Pendekatan itu juga perlu dirumuskan dan diatur secara tepat di dalam UU.

"Dalam kasus Siyono, pendekatan yang kami lakukan adalah bagian dari deradikalisasi. Kalau itu dilakukan pendekatan yang salah (setelah diberi uang), apalagi yang mendekati kelompok radikal itu bisa berbahaya," ujar Dahnil.

Ia juga menyarankan Pusat Pelaporan Analisis Transaks Keuangan (PPATK) dilibatkan dalam operasi yang dilakukan Densus 88.

Sebab, uang Rp 100 juta yang disebut berasal dari kocek Kepala Densus 88 dapat digolongkan sebagai bentuk gratifikasi.

Pada hari ini, Pansus RUU Antiterorisme mengundang sejumlah tokoh agama untuk mendengarkan pendapat mereka dalam menyusun dan merumuskan RUU Antiterorisme.

Tokoh agama yang diundang yakni dari Majelis Ulama Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda Anshor, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia, Majelis Tinggi Agama Konghucu, Persatuan Gereja-Gereja Indonesia, Parasada Hindu Dharma Indonesia dan Perwakilan Umat Budha Indonesia.

Masukan dari para tokoh agama ini perlu karena selama ini ada yang menganggap agama sebagai penyebab hadirnya teroris di Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com