Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan kerelawanan di bidang politik punya modal awal untuk terjun lebih jauh dalam berpolitik.
Selain bergantung pada kemauan individual relawan, partai politik juga punya andil untuk memuluskan proses "terjun" lebih jauh tersebut.
Menjelang pilkada serentak 9 Desember 2015, Grace Natalie, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sibuk berkampanye.
Namun, alih-alih berkampanye untuk pasangan calon pada pilkada di satu daerah, Grace mendorong netizen atau pengguna internet menyukseskan gerakan kerelawanan Kawal Pilkada 2015.
Gerakan berkerumun lewat laman kawalpilkada.id, inisiatif dari Khairul Anshar, warga negara Indonesia yang bekerja di Singapura, itu bertujuan mengawasi proses rekapitulasi perolehan suara ataupun profil calon kepala daerah.
Kini, Grace juga mendukung Teman Ahok yang mendorong Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk bertarung lewat jalur perseorangan di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kami mau membantu karena gerakan itu luar biasa. Buat kami, praktik politik sehat itu orang harus berpartisipasi, harus ada semangat kerelawanan," kata Grace, pekan lalu.
Gerakan berbasis kerelawanan yang belakangan muncul dalam berbagai bentuk di Indonesia dinilai Grace sebagai peluang untuk pembenahan partai politik.
PSI, sebagai partai yang masih berjuang untuk lolos verifikasi, menyasar orang-orang itu. Karena itu pula, mereka "menginstitusionalisasikan" kerelawanan dalam kultur organisasi PSI.
Di laman PSI, selain pilihan mendaftar sebagai anggota partai, juga ada pilihan mendaftar sebagai sukarelawan. Grace mengklaim sejauh ini sudah ada 2.000 orang yang mendaftar sebagai relawan PSI.
Harapannya, sukarelawan yang tertarik dengan ideologi dan nilai-nilai partai setelah terlibat dalam aktivitas bisa naik ke jenjang anggota. Sementara mereka yang punya komitmen kuat bisa menjadi pengurus.
Karena itu, jadi penting bagi partai bersinergi dengan gerakan kerelawanan. Menurut Grace, ada beberapa relawan akar rumput dari gerakan kerelawanan yang didukung PSI, kemudian tertarik bergabung dalam pengurus PSI di tingkat kota di DKI Jakarta.
Upaya menarik relawan ke dalam partai politik juga dilakukan partai lain. Partai Nasdem, misalnya, menyediakan sebuah ruangan di kantor DPP Partai Nasdem, sebagai tempat berkumpul mantan relawan Jokowi-Kalla di Pilpres 2014.
"Setelah pemilu selesai, mereka (mantan relawan) tetap ingin berkumpul di Nasdem. Mereka bisa datang kapan saja dan berkreasi apa saja di sini. Dengan sering ke Nasdem, mereka bisa lihat sendiri program-program partai. Dari situ harapannya, mereka tertarik menjadi bagian dari perjuangan partai," kata Ketua Umum Garda Pemuda Nasdem Martin Manurung.
Harapan Martin ini ada yang menyambut. Hariadhi, misalnya, mantan relawan Jokowi-Kalla, akhirnya memutuskan bergabung dengan Garda Pemuda Nasdem setelah beberapa kali sering berkumpul di Nasdem.