Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Masih Identifikasi Dua Anggota Kelompok Santoso yang Tewas dalam Baku Tembak

Kompas.com - 16/05/2016, 13:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti membenarkan bahwa dua orang tak dikenal yang tewas dalam baku tembak di Poso, Minggu (15/5/2016), merupakan anggota kelompok teroris Santoso.

Namun, belum diketahui identitas kedua orang itu.

"Kemarin terjadi kontak tembak kepada pasukan operasi tim TNI-Polri melakukan kontak tembak terhadap dua kelompok Santoso. Dan ini masih dilakukan identifikasi siapa orang itu," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Senin (16/5/2016).

Badrodin mengatakan, kedua orang itu tidak membawa tanda identitas saat terjadi baku tembak, sehingga butuh waktu untuk mengidentifikaainya.

Namun, diyakini bahwa keduanya merupakan anak buah Santoso karena penembakan terjadi di wilayah persembunyiannya.

Dengan tewasnya dua anggota kelompok Santoso, maka jumlah personel kelompok teror itu kian berkurang.

"Tinggal sekitar 23 sampai 22 (orang)," kata Badrodin.

Baku tembak itu terjadi di wilayah Pegunungan Uwe Mayea, Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

Kontak senjata terjadi saat tim gabungan dari Nanggala 14 A melakukan patroli rutin di wilayah pegunungan dan bertemu dengan sekelompok orang bersenjata.

Berdasarkan informasi yamg diperoleh, kontak senjata tidak terhindarkan saat tim gabungan tiba-tiba diberondong tembakan dari arah yang berlawanan dan menyebabkan dua orang tewas.

Sementara anggota kelompok Santoso lainnya melarikan diri masuk hutan.

Kompas TV 2 Terduga Teroris Santoso Tewas Tertembak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com