Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Memangkas Beringin Kembar di Istana Negara

Kompas.com - 16/05/2016, 06:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Dukungan menyusut

Bersamaan dengan rutinitas pemangkasan beringin kembar di Istana Negara, di Bali Nusa Dua Convention Center, tengah berlangsung Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Munaslub Partai Golkar yang dimulai sejak Jumat pekan lalu akan berakhir, Senin (16/5/2016).

Delapan calon ketua umum Partai Golkar akan memperebutkan suara untuk menggantikan posisi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Delapan calon ketua umum itu adalah Ade Komarudin, Setya Novanto, Airlangga Hartarto, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, Aziz Syamsuddin, Indra Bambang Utomo, dan Syahrul Yasin Limpo.

Siapa pun yang kemudian terpilih, situasi politik tidak lagi sama seperti situasi politik saat mereka bergabung ke Golkar. Sejak Soeharto tumbang, Golkar yang bersalin rupa menjadi Partai Golkar memang tidak ikut tumbang. Namun, perolehan suaranya dari pemilu ke pemilu terus terpangkas.

Mewarisi 74.51 persen suara di pemilu terakhir di era Orde Baru tahun 1997, di Pemilu 1999 Partai Golkar meraih 22,44 persen saura. Di Pemilu 2004, meskipun berhasil menjadi pemenang, suara Partai Golkar turun lagi menjadi 21,58 persen suara.  

Di dua pemilu terakhir, perolehan suara Partai Golkar juga turun dibandingkan perolehan suara di dua pemilu sebelumnya. Pemilu 2009, Partai Golkar mendapat 14,45 persen suara. Di Pemilu 2014, perolehan Partai Golkar naik sedikit menjadi 14,75 persen suara.

Meskipun persentasenya naik, perolehan kursi partai warisan Orde Baru ini di DPR turun. Pada Pemilu 2009, Partai Golkar meraih 107 kursi di legislatif. Di Pemilu 2014, kursinya di legislatif menyusut menjadi 91.

Tidak hanya di lembaga legislatif kesulitan dialami Partai Golkar. Di lembaga eksekutif, upaya Partai Golkar berkuasa melalui Pemilu Presiden selalu kandas.

Saat menang di Pemilu 2004 dan mencalonkan Wiranto-Salahuddin Wahid dan kemudian berkoalisi untuk memenangkan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi melawan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, Partai Golkar kalah. 

Begitu juga ketika Pemilu 2009. Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden dan Ketua Umum Partai Golkar dan mencalonkan diri berpasangan dengan Wiranto, kalah telak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. 

Tahun 2014, upaya Partai Golkar berkuasa di lembaga eksekutif lewat Pemilu Presiden juga kandas. Persekutuan Partai Golkar dalam Koalisi Merah Putih mendukung Prabowo-Hatta Rajasa dikalahkan Koalisi Indonesia Hebat yang mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Golkar dan kekuasaan

Betul bahwa meskipun tidak pernah menang dalam Pemilu Presiden, Partai Golkar tidak pernah tidak "kebagian" kekuasaan. Saat kalah di Pilpres 2004, ada Jusuf Kalla dan gerbongnya di pemerintahan. Posisi Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden lantas membuat Golkar mampu dikuasai.

Setelah kalah dalam Pilpres 2009, Partai Golkar yang kemudian dipimpin Aburizal Bakrie dengan lihai merapat kembali ke pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com