Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Pak Saut Harus Meminta Maaf Lima Hari Berturut-turut

Kompas.com - 10/05/2016, 19:28 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Mahfud MD mengatakan, dirinya menghormati proses hukum yang sedang berjalan terkait pernyataan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang yang menjelekkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di sebuah acara diskusi televisi swasta.

"Ketika peristiwa itu terjadi, saya sedang umrah. Sore ini barusan saya mendarat. Secara kelembagaan sudah diambil keputusan oleh KAHMI nasional, yaitu diselesaikan secara prosedur hukum yang berlaku," ujar Mahfud saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/5/2016).

Mahfud mengatakan, KAHMI telah melaporkan Saut kepada kepolisian, dan proses itu akan terus berlanjut. Di dalam laporan tersebut, permintaan maaf yang dilakukan Saut harus secara spesifik sebagaimana yang diminta dalam laporan.

"Kalau tidak salah, dalam butir laporannya kan Pak Saut harus meminta maaf selama lima hari berturut-turut secara resmi di media nasional. Artinya, bukan permintaan maaf yang sekadar ucapan biasa, melainkan resmi dan khusus untuk meminta maaf soal pernyataannya kepada HMI di televisi waktu itu," lanjut Mahfud.

(Baca: Aksi Ricuh Tentang Saut Situmorang, HMI Rusak Fasilitas Umum dan Papan KPK)

Namun, Mahfud belum bisa berkomentar jika nantinya Saut bersedia memenuhi tuntutan KAHMI untuk menyatakan permintaan maaf secara resmi selama lima hari berturut-turut di media nasional.

"Sesuai tradisi, ketika pimpinan tak ada, maka akan diambil keputusan kolektif. Saya masih harus bertemu teman-teman untuk membahasnya nanti malam jika nantinya Pak Saut memenuhi tuntutan yang dilayangkan KAHMI," kata Mahfud.

Saut sendiri telah meminta maaf kepada Pengurus Besar HMI dan Korps Alumi HMI (KAHMI) terkait pernyataannya dalam acara talkshow di salah satu televisi swasta, Kamis (5/5/2016).

"Saya mohon maaf atas pernyataan saya. Sekali lagi, saya mohon maaf atas pernyataan saya," kata Saut saat jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Senin (9/5/2016).

(Baca: Saut Situmorang Minta Maaf kepada Keluarga Besar HMI)

Saut mengaku tidak bermaksud menyinggung HMI ataupun lembaga lainnya. Ia merasa ada kesalahpahaman atau persepsi. Untuk itu, KPK akan melakukan pertemuan dengan pimpinan HMI untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Diharapkan, ke depan, HMI bisa menjadi mitra KPK dalam pemberantasan korupsi.

Sebelumnya, dalam diskusi di salah satu televisi swasta, Saud mengatakan," ... Karakter integritas bangsa ini sangat rapuh. Orang yang baik di negara ini jadi jahat ketika dia sudah menjabat. Lihat saja tokoh-tokoh politik, itu orang-orang pintar, orang-orang cerdas...."

"Saya selalu bilang, kalau di HMI dia minimal ikut LK1. Lulus itu dia anak-anak mahasiswa, pintar. Namun, begitu jadi, menjabat, dia jadi jahat, curang, ini karena apa? Karena saya bilang sistem belum jalan. Artinya apa? Adapun peraturan-peraturan itu tidak pernah kita jalankan...," tambah dia.

Kompas TV Demonstrasi HMI, 1 Orang Polisi Terluka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com