Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal Munaslub Partai Golkar Maju Mundur, Akbar Tanjung Sebut karena Alasan Teknis Ini

Kompas.com - 07/05/2016, 09:58 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepastian penyelenggaraan Munaslub Partai Golkar mengalami dinamika. Sebelum dipastikan akan diselenggarakan pada 15-17 Mei mendatang, jadwal penyelenggaraan Munaslub sempat maju mundur.

Awalnya, penyelenggaraan Munaslub dijadwalkan pada awal Mei 2016. Jadwal pun telah disusun. Namun, akhirnya jadwal itu diundur menjadi 23 Mei dengan alasan libur panjang dan menyesuaikan jadwal Presiden Joko Widodo.

Belakangan, jadwal yang telah ditentukan dimajukan kembali menjadi 15-17 Mei.

"Perubahan itu menurut saya karena alasan teknis, apalagi secara formal Golkar sudah menyatakan diri sebagai partai yang mendukung kabinet," kata Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung saat diskusi bertajuk "Akhirnya Golkar Bisa Gelar Munaslub" di Jakarta, Sabtu (7/5/2016).

Menurut Akbar, kehadiran Presiden Jokowi dalam membuka Munaslub merupakan hal yang penting sehingga Partai Golkar perlu menyesuaikan jadwal kegiatannya dengan agenda Presiden. (Baca: "Curhat" Akbar Tandjung yang Tak Dilibatkan dalam Munaslub Golkar)

"Apalagi saya dengar jadwal Presiden itu sibuk sekali. Katanya dalam waktu dekat ada lawatan ke Korea. Bahkan setelah membuka Munaslub pagi, langsung terbang ke Korea," kata dia.

Pengamat politik dari Poltracking Institute Hanta Yuda menilai, maju mundurnya penyelenggaraan Munaslub merupakan implikasi gabungnya Partai Golkar ke pemerintahan.

"Sehingga kehadiran presiden dalam pembukaan dan wapres dalam penutupan merupakan hal penting," kata Hanta.

Kompas TV Jadwal Munaslub Golkar Dimajukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com