JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai sosok Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memiliki sentuhan politik dalam wajah kerakyatan, yang mengintegrasikan harapan rakyat dengan keputusan politik yang diambilnya.
Hal tersebut disampaikan Hasto saat membedah buku berjudul 'Merajut Kemelut: Risma, PDI Perjuangan dan Pilkada Surabaya', di Universitas Airlangga Surabaya, Senin (11/4/2016).
"Surabaya menjadi contoh kepemimpinan yang menjadikan wong cilik sebagai sumber inspirasi, melalui sentuhan manajemen modern berbasiskan IT, dan Risma memiliki disiplin tinggi untuk bergerak ke bawah bersama rakyat. Itulah nafas kepemimpinan Risma sehingga Surabaya hadir sebagai kota yang indah, penuh dengan ruang publik hijau," kata Hasto dalam keterangan tertulis DPP PDI-P, Senin sore.
Selain Hasto, hadir juga pakar politik FISIP Unair Priyatmoko dalam bedah buku yang digelar Departemen Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya itu.
(Baca: Membedah Perjalanan Politik Risma)
Buku ditulis wartawan LKBN Antara Abdul Hakim bersama politisi PDI-P Surabaya Didik Prasetiyono.
Risma sendiri berhalangan hadir dalam acara ini. Hasto, mengatakan PDI-P sebagai partai selalu membuka ruang bagi terbitnya buku-buku politik sebagai karya ilmiah populer untuk menjabarkan tradisi politik yang membangun peradaban.
Kinerja Risma yang tergambar dalam buku nantinya bisa dijadikan contoh dan inspirasi bagi siapapun.
"Risma merombak tatanan kerja birokratis menjadi sederhana yang melayani publik dan kepemimpinan yang membangun peradaban karena fokus perhatian Risma pada wong cilik. Demikian halnya Risma mampu menghadapi fakta-fakta yang brutal sekalipun, dan tetap memilih langkah membangun organisasi," ucap Hasto.
(Baca: Kepemimpinan Ala Risma di Surabaya)
Hasto menambahkan, selama ini Risma mengajarkan tiga hal yaitus ahli dalam menata kota dengan ruang terbuka dan kemanusiaan, terbuka dalam manajemen proyek dan pengadaan daerah karena sistem e-lelang dan menyatukan ruang batin rakyat dengan pemerintahan daerah.
Selain itu, Hasto menilai Risma berhasil mengajarkan bahwa ekonomi Indonesia tidak boleh semata mata diberikan pada korporasi, tapi diberikan kepada rakyat melalui ekonomi UMKM.
"Bu Risma akan selalu hadir di hati rakyat karena bekerja dengan rasa cinta, bekerja dengan ketulusan. Bu Risma bisa dikatakan hadiah berarti untuk Indonesia Raya," ucap Hasto.