JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menduga isu perombakan kabinet atau reshuffle yang belakangan semakin kencang dipicu dorongan partai politik.
Lucius menduga partai politik tidak betah menunggu terlalu lama untuk mendapatkan kursi kekuasaan.
Namun, jika reshuffle terlalu terburu-buru dilakukan, kata Lucius, maka akan melahirkan kesan Presiden Joko Widodo tunduk pada keinginan partai. Jokowi pun diminta untuk tidak gegabah.
"Jadi lebih baik untuk mencari waktu yang tepat jika penggantian menteri hanya untuk membagi jatah saja," kata Lucius saat dihubungi, Rabu (6/4/2016).
Menurut Lucius, jika Presiden Jokowi ingin merombak kabinet, maka harus ada jaminan menteri yang baru punya kualitas lebih baik dari yang lama.
Jokowi juga diminta untuk mengesampingkan usulan nama yang disodorkan partai politik. Sebab, nafsu partai politik sering tak sesuai dengan keinginan dan niat presiden.
Namun, demi komitmen koalisi, tak jarang satu atau dua kursi direlakan untuk parpol.
"Jadi mesti seleksi berdasarkan kualitas dulu baru mempertimbangkan usulan partai," ujar Lucius.
Jokowi pun diminta lebih tegas dalam menghadapi partai-partai politik yang ingin diakomodasi keinginan politiknya.
"Presiden juga mesti mempertahankan ketegasannya di hadapan parpol yang banyak maunya," kata Lucius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.