Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Natuna, antara Kedaulatan dan Keterbelakangan

Kompas.com - 04/04/2016, 09:34 WIB

Terbelakang

Potensi alam dan lokasi strategis tidak menjamin kemakmuran warga Natuna yang masih terbelakang hingga kini.

Mantan Camat Natuna yang baru terpilih sebagai bupati dalam Pilkada Desember 2015, Hamid Rizal, menceritakan, sejak tahun 1970-an dan 1980-an dirinya bertugas, Natuna seperti dilupakan.

"Tentara dari Paskhas dan Marinir saja yang aktif bertugas di sini. Ketika itu, saya bagi-bagi tugas kepada tentara yang dinas di sini agar ada tambahan penghasilan dan kebutuhan pokok. Ini daerah strategis kepulauan, pemerintah pusat semestinya memperhatikan khusus," kata Hamid Rizal yang asli putra Melayu Kepulauan.

Dia berharap ada sumber gas yang bisa dimanfaatkan untuk listrik warga dan membangun industri perikanan di Natuna.

"Saya prioritaskan pada listrik, air bersih, dan jalan. Dalam tiga tahun terakhir saya cek ada dana Bansos keluar Rp 1,1 triliun tapi tak jadi apa-apa. Jalan yang dibeton pun dana dari Provinsi Kepulauan Riau, bukan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Natuna," kata Hamid Rizal yang mengikuti pendidikan di Secapa TNI AD dan anggota kehormatan Korps Paskhas TNI AU.

Komunikasi internet pun sulit di Natuna. Padahal, di sana terdapat jalur serat optik komunikasi Semenanjung Malaya dan Sabah-Sarawak yang memiliki kapasitas tinggi.

Untuk pasokan logistik di Natuna, menurut Hamid Rizal, didatangkan dari Pontianak, Kalimantan Barat. Untuk akses ke Natuna, ada transportasi udara terjadwal ke Batam dan pesawat militer atau angkutan milik perusahaan migas melayani penerbangan ke Jakarta.

Dipagari kemakmuran

Dalam seminar perbatasan yang diadakan Fraksi PDI-P tahun 2012, politisi PDI-P yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan, perbatasan itu pertama-tama dipagar dengan kemakmuran, bukan bedil.

"Sejahtera dulu baru dibangun kekuatan militer seiring pertumbuhan ekonomi," kata Ganjar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com