Akbar Hadi dari Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mengatakan, cerita napi soal sipir yang meminta uang, bahkan untuk biaya liburan kepala LP, belum tentu benar.
Dia mengungkapkan, terkadang napi sering kali menjual kedekatannya dengan sipir. Napi yang merasa dekat dengan sipir, menurut Akbar, kadang mengatasnamakan sipir untuk meminta uang kepada napi lainnya.
"Harus diakui, ada juga oknum sipir yang melakukan pungli. Kalau ada yang begitu, silakan dilaporkan. Kami pasti menindak tegas sipir yang begitu," ucap Akbar.
Sepanjang 2015 sudah ada 87 sipir yang dikenai sanksi karena lalai dan 62 sipir yang dihukum karena terlibat kasus narkoba. Mereka yang terlibat kasus narkoba langsung dipecat.
Akbar bercerita, di dalam penjara sebenarnya justru napi yang mengawasi sipir.
"Bayangkan saja, satu blok di LP Cipinang yang diisi 400 orang kadang hanya dijaga satu orang saat piket. Napi sampai tahu kebiasaan sipir," katanya.
Perbaikan kualitas kehidupan penjara harus menyentuh nasib sipir yang bergaji pas-pasan. Ketika semua hal di penjara "ada harganya", integritas sipir pun bisa terbeli.
Napi yang masih memiliki jejaring kuat dengan kejahatan sebelumnya tak melepaskan kesempatan membeli segala fasilitas yang ada.
Kalau tak punya uang, hidup di penjara memang berarti kehilangan kebebasan dan segalanya. (INA/OSA/REK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.