Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Uang Napi dan Gaji Sipir

Kompas.com - 01/04/2016, 06:35 WIB

Pagi hari di sebuah sel salah satu lembaga pemasyarakatan di Jawa Barat, 20 narapidana harus berbagi dua termos air panas. Tentu tak cukup.

Masing-masing berusaha dengan kemampuan keuangannya. Kalau tak ada uang, plastik kemasan pun menjadi bahan bakar untuk memanaskan air.

Dengan ukuran sel hanya 4 meter x 6 meter, untuk tidur pun tak ada yang leluasa bagi ke-20 napi itu.

Bagi napi berkantong tebal seperti bandar besar narkoba dan napi kasus korupsi, kehidupannya tentu berbeda kendati berada di lembaga pemasyarakatan (LP) yang sama.

Fasilitas kamar mandi, perlengkapan meja, lemari, dan kasur tebal tersedia meski ruangannya berukuran 1,5 meter x 3 meter.

Kemewahan lain adalah colokan listrik. Menggunakan telepon genggam dan komputer jinjing tiada kendala.

Cerita itu dituturkan salah seorang napi LP tersebut. Sebut saja namanya Arya. Dia pernah terlibat kasus narkoba dan sekarang mengaku jera.

Saat ditemui di penjara, tubuhnya kurus dan tak segempal beberapa tahun lalu.

"Kalau kami, ya, ngecharge HP (telepon seluler) bisa di mana saja, di masjid, misalnya," ujar Arya.

Pulsa mudah diperoleh sebab banyak penjual pulsa isi ulang elektrik di dalam penjara.

Kepemilikan telepon genggam dan alat komunikasi lain oleh napi memang lumrah terjadi di sejumlah LP.

Sipir pun tahu sama tahu. Peredaran narkoba pun mudah dikendalikan bos narkoba di dalam penjara.

"Kan, mudah menandai mana yang masih menjalankan bisnis narkobanya, (kendati dalam penjara) dandanannya masih perlente, jam tangannya mahal, nelpon sesukanya, besuknya juga boleh kapan saja," tutur Arya.

Kalau ada razia, bagaimana? Menurut Arya, petugas akan mengamankan harta benda para bos narkoba dulu.

Terus beroperasinya bisnis narkoba para bandar ini tak lepas dari tingginya kebutuhan uang di lingkungan penjara.

Ketika seorang kepala LP akan berlibur, misalnya, dia cukup memanggil para bandar untuk menyediakan uang liburan.

Sipir pun harus kebagian jatah. Para bandar tentu menyediakan apa pun kebutuhan kepala LP agar fasilitas tetap bisa dinikmati.

Napi dengan kemampuan uang terbatas pun tetap harus membayar ini itu. Ketika dibesuk, mereka harus membayar setidaknya puluhan ribu rupiah supaya dipanggilkan dan boleh bertemu dengan kerabatnya.

Biasanya, napi semacam ini mengumpulkan uang dari kerja sebagai warga binaan, misalnya bertukang.

Uang yang diperoleh dari kerja di dalam penjara, selain digunakan memberi "salam tempel" saat dibesuk, juga untuk membeli makanan sehari-hari dari penjual keliling yang biasa masuk dari sel ke sel.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, yang kini mendekam di Rutan Cipinang karena kasus korupsi, menuturkan, dirinya harus menghuni sel berukuran 1,5 meter x 2,5 meter.

Di Cipinang, rambut Jero nyaris dipotong gundul, seragam tahanan berwarna biru harus dikenakan, dan mandi pun harus dibatasi enam menit supaya napi lain bisa bergantian menggunakan kamar mandi.

Sementara mantan Ketua KPK Antasari Azhar, yang mendekam di LP Tangerang selama hampir 9 tahun karena kasus pembunuhan pengusaha Nasrudin Zulkarnaen, menuturkan, kondisi di dalam penjara tak seburuk yang selama ini digambarkan.

"Sebetulnya jangan digeneralisasi, seolah-olah LP adalah sarang narkoba. Saya setuju sistem pengelolaan LP harus diperbaiki sebab yang diurusi di dalam LP adalah orang, bukan barang mati," kata Antasari.

Anggapan orang di luar penjara tentang napi yang selalu buruk, apalagi terlibat narkoba, menurut Antasari, membuat para napi yang berada di dalam LP hilang semangat.

"Mereka bilang ke saya, usahanya untuk latihan dan berbuat baik di penjara seperti sia-sia saat mereka dengar hal-hal buruk di luar tentang napi. Apalagi, ada rencana menyerbu LP dan sebagainya yang diungkapkan polisi. Terus terang, hal itu membuat mereka resah di dalam penjara," lanjutnya.

Pekerjaan berat

Bagaimana dengan kondisi sipir? Saat ini rasio sipir dengan napi dan tahanan sekali shift penjagaan adalah 1 banding 50. Artinya, dalam satu kali shift penjagaan, seorang sipir harus menjaga 50 orang.

Untuk pekerjaan seberat itu, seorang sipir yang baru lulus dari Akademi Ilmu Pemasyarakatan mendapat status pegawai negeri sipil dengan pangkat IIC dan penghasilan sekitar Rp 3,5 juta per bulan.

Akbar Hadi dari Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mengatakan, cerita napi soal sipir yang meminta uang, bahkan untuk biaya liburan kepala LP, belum tentu benar.

Dia mengungkapkan, terkadang napi sering kali menjual kedekatannya dengan sipir. Napi yang merasa dekat dengan sipir, menurut Akbar, kadang mengatasnamakan sipir untuk meminta uang kepada napi lainnya.

"Harus diakui, ada juga oknum sipir yang melakukan pungli. Kalau ada yang begitu, silakan dilaporkan. Kami pasti menindak tegas sipir yang begitu," ucap Akbar.

Sepanjang 2015 sudah ada 87 sipir yang dikenai sanksi karena lalai dan 62 sipir yang dihukum karena terlibat kasus narkoba. Mereka yang terlibat kasus narkoba langsung dipecat.

Akbar bercerita, di dalam penjara sebenarnya justru napi yang mengawasi sipir.

"Bayangkan saja, satu blok di LP Cipinang yang diisi 400 orang kadang hanya dijaga satu orang saat piket. Napi sampai tahu kebiasaan sipir," katanya.

Perbaikan kualitas kehidupan penjara harus menyentuh nasib sipir yang bergaji pas-pasan. Ketika semua hal di penjara "ada harganya", integritas sipir pun bisa terbeli.

Napi yang masih memiliki jejaring kuat dengan kejahatan sebelumnya tak melepaskan kesempatan membeli segala fasilitas yang ada.

Kalau tak punya uang, hidup di penjara memang berarti kehilangan kebebasan dan segalanya. (INA/OSA/REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com