Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Hambalang, Sekjen Demokrat Harap Jokowi Tak Hancurkan KPK

Kompas.com - 20/03/2016, 16:06 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menegaskan, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya ingin menyelesaikan proyek Hambalang pada akhir masa jabatannya.

Namun, SBY konsisten tidak mau mengganggu Komisi Pemberantasan Korupsi yang mengusut dugaan korupsi dalam proyek tersebut.

Saat itu, Menteri Pemuda dan Olahraga yang dijabat Andi Mallarangeng dan Ketua Umum Partai Demokrat ketika itu, Anas Urbaningrum, sudah dijerat oleh KPK. (Baca: SBY: Bahaya kalau Pemimpin Tidak Mau Dengar Kritikan)

"Saat Roy Suryo menjabat Menpora menggantikan Andi Mallarangeng pada 15 Januari 2013, salah satu yang sebenarnya ingin dilanjutkan saat itu adalah Proyek P3SON Hambalang," kata Hinca dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/3/2016).

"Namun, saat itu baik DPR maupun KPK memerintahkan agar pemerintah dalam hal ini Kemenpora sama sekali tidak menyentuh Hambalang karena statusnya selaku barbuk korupsi," tambah Hinca.

Pada awal 2014, kata Hinca, Roy Suryo yang sempat prihatin dan ingin menyelamatkan aset-aset yang terbengkalai kembali berkonsultasi ke KPK.

Namun, KPK tetap tidak memberi persetujuan untuk melanjutkan proyek Hambalang. (Baca: SBY Vs Jokowi, Pantun Kritik 'Dibalas' Hambalang...)

"Jadi kalau sekarang Menpora Imam Nahrawi dan Presiden Jokowi mendadak ke Hambalang, apakah memang benar-benar KPK sudah merilis barbuk Hambalang tersebut untuk diteruskan kembali? Mengapa zaman dahulu tidak? Ada apa dengan KPK sekarang?" ujar Hinca.

Hinca lantas mengingatkan bahwa KPK didirikan oleh Megawati Soekarnoputri pada 2012. Megawati sebagai seorang ibu dengan berbagai pengorbanan yang sungguh luar biasa sudah dapat melahirkan institusi pemberantas korupsi di negeri ini. (Baca: SBY Vs Jokowi, Pantun Kritik 'Dibalas' Hambalang...)

Lalu, kata dia, SBY dengan keteladanan seorang ayah bertanggung jawab membesarkan institusi ini dengan ujian yang sangat berat.

"Kini Jokowi sebagai generasi ketiga haruslah membuat KPK semakin jaya, jangan sampai terjerumus dalam mitos generasi pertama melahirkan, generasi kedua membesarkan, dan generasi ketiga menghancurkan," ujar Hinca.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com