Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pepih Nugraha
Wartawan dan Blogger

Wartawan biasa yang hidup di dua alam media; media lama dan media baru

Trio Ahok-Yusril-Lulung, Bertanyalah Segera kepada KPUD!

Kompas.com - 14/03/2016, 12:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Syarat dan ketentuan ini pula yang memaksa Teman Ahok mengulang kembali kerjanya dari awal.

Tetap saja bagi relawan, kepada siapa pun mereka bekerja –baik kepada Ahok, Yusril maupun Lulung- yang harus diperhatikan adalah mekanisme kerja dan cara pengumpulan KTP dukungan yang benar yang sesuai Peraturan KPUD DKI Jakarta. Boleh jadi KPUD hanya mengatur garis besar saja, sedangkan hal-hal detail luput dari pengamatan.

Misalnya, apakah sudah benar mekanisme dan cara pengumpulan KTP dukungan untuk Ahok yang dilakukan Teman Ahok dari mal ke mal itu? Apakah format dukungan yang harus diisi sudah sesuai ketentuan atau sesuai apa yang diinginkan KPUD?

Pendek kata, apakah KPUD sudah mengeluarkan petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis yang rinci cara menjaring KTP dukungan?

Ini penting, jangan-jangan kerja capek-capek Teman Ahok, Jaringan Suka Haji Lulung, atau relawan Yusril nantinya nanti dimentahkan kembali oleh KPUD hanya karena tidak sesuai format yang dikehendaki atau format yang dianggap tidak sesuatu ketentuan.

Jangan-jangan warna tinta, format dukungan, pemilihan huruf besar atau kecil dan bahkan keharusan memakai materai atau tidak pun menjadi persoalan yang berakibat fatal, yang bisa menggugurkan bakal calon independen di saat-saat kritis, bahkan pada saat proses pengumpulan KTP dukungan sudah tidak dimungkinkan lagi.

Bukan berpurbasangka buruk terhadap KPUD. Bagaimana pun anggota KPUD bisa saja dipengaruhi oleh partai politik yang tidak suka salah seorang calon independen berhasil maju di Pilkada, entah itu Ahok, Yusril, atau Lulung.

Di sisi lain, tidak mungkin relawan menekan KPUD untuk menggugurkan bakal calon dari partai politik.

Nah, tidak ada salahnya kalau trio Ahok-Yusril-Lulung yang sekarang berkhidmat di jalur independen bersegera mendatangi KPUD dan bertanya mengenai proses pengumpulan KTP dukungan yang baik dan benar, yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan.

Lebih cantik main aman daripada main cantik tapi tidak aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com