Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Keterbatasan Dana di Belakang Momentum Siaga Tsunami

Kompas.com - 04/03/2016, 07:40 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa gempa berpotensi tsunami yang menguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (2/3/2016), harus dijadikan momentum.

Pemerintah didorong untuk meningkatkan kesiapsiagaan mendeteksi dan menghadapi terjadinya tsunami.

Sutopo mengungkapkan, di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat digulirkan program pengurangan risiko bencana tsunami. Program ini merupakan bagian dari masterplan penanggulangan bencana nasional. Tetapi, program tersebut hanya berjalan singkat.

Dimulai pada 2013, dan berakhir pada 2014. Program tidak dilanjutkan karena keterbatasan anggaran.

"Ini momentum pemerintah untuk melanjutkan pelaksanaan masterplan," kata Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (3/3/2016).

Dalam masterplan penanggulangan bencana, seluruh kementerian/lembaga wajib membantu mengurangi risiko bencana tsunami.

Pendeteksi tsunami rusak

Rantai peringatan dini tsunami juga harus diperkuat, sejalan dengan pembangunan dan peningkatan tempat evakuasi sementara, penguatan kapasitas kesiapsiagaan dan pembangunan kemandirian industri kebencanaan.

Industri kebencanaan dalam negeri juga perlu digenjot untuk menekan biaya pengadaan alat pendukung dari luar negeri, misalnya sirine dan buoy pendeteksi tsunami.

Menurut Sutopo, BMKG baru memasang sekitar 50 sirine di wilayah Aceh, Bengkulu, dan lainnya. Sirine canggih itu dapat dioperasionalkan dari Jakarta nontstop. Tetapi, jumlah sirine yang dimiliki BMKG masih jauh dari estimasi kebutuhan Indonesia yang memerlukan sedikitnya 1.000 unit sirine.

Bencana tsunami makin rentan menerpa masyarakat Indonesia karena minimnya buoy pendeteksi tsunami. Seluruh buoy tsunami milik Indonesia kini tidak dapat dioperasikan karena tidak dirawat atau dirusak oleh "oknum."

Sutopo menuturkan, Indonesia memiliki 22 buoy tsunami yang disebar di beberapa titik. Dari jumlah tersebut, hanya 8 buoy tsunami milik Indonesia, dan sisanya diperoleh dari bantuan Amerika Serikat, Jerman, dan Malaysia.

"Semuanya sudah tidak ada yang beroperasi," ucapnya.

Ia mengungkapkan, pemeliharaan buoy tsunami sulit dilakukan karena tidak tersedia anggarannya. Diperlukan sekitar Rp 30 miliar dalam setahun untuk merawat 22 buoy tsunami di Indonesia.

Harga satu unit buoy tsunami buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mencapai Rp 4 miliar. Sedangkan buoy tsunami buatan Jerman atau Amerika Serikat harganya bis mencapai Rp 8 miliar.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com